Terpilihnya Trump Tak Akan Ubah Diplomasi RI

Terpilihnya Trump Tak Akan Ubah Diplomasi RI

JAKARTA- Fakta bahwa Donald Trump berhasil meraih tahta tertinggi di Amerika Serikat (AS) memang tidak bisa dibantah lagi. Namun, rumor tentang bagaimana buruknya rezim pemerintahan Presiden Terpilih (AS) periode 2017-2021 itu dibantah oleh pemerintah Indonesia. Kementerian Luar Negeri menilai Trump tidak akan menghalangi upaya mempererat hubungan Indonesia-AS maupun misi-misi lainnya. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arrmanatha Nasir mengatakan, terpilihnya Trump sebagai presiden baru di AS akan membawa dampak positif bagi demokrasi AS maupun hubungan dengan Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Trump sendiri merupakan hasil dari demokrasi masyarakat AS secara langsung. “Pertama-tama, kami sekali lagi mengucapkan selamat kepada rakyat AS atas keberhasilannya merayakan pesta demokrasi. Saya rasa terpilihnya Donald Trump akan berdampak positif,baik bagi demokrasi Amerika maupun Indonesia,” ungkapnya di Jakarta kemarin. Pria yang akrab disapa Tata itu juga yakin bahwa presiden tertua tersebut tahu benar bagaimana prinsip dasar bernegara AS yang mengedepankan Demokrasi dan HAM. Dia juga menilai Trump tahu bahwa setiap negara saling membutuhkan satu sama lain. Karena itu, pemerintahan pasti dituntut untuk menjaga hubungan baik dengan seluruh negara atau kawasan. “Pastinya semua negara di dunia wajib menjaga stabilitas perdamaian dunia. Karena, instabilitas akan membawa efek yang tak diinginkan,” terangnya. Ketika ditanya mengenai kebijakan dan janji Trump selama kampanye, Tata enggan menjawab. Menurutnya, pemerintah Indonesia tak mau berandai-andai dan akan menunggu bagaimana Trump menyusun kebijakan setelah berdiri di tampuk kekuasaan. Namun, dia menegaskan yang jelas kebijakan tersebut pasti mendapat sorotan dari berbagai Negara. “Kami belum dapat kebijakan detilnya, khususnya yang terkait politik luar negeri. Sebagai negara dengan pengaruh yang cukup besar, langkah mereka pasti akan berdampak global,” terangnya. Memang, ada beberapa visi Trump yang agak nyinyir terhadap kemerdekaan Palestina. Padahal, itu jelas-jelas merupakan salah satu agenda prioritas bagi Indonesia. Tata pun menegaskan bahwa apapun sikap AS nantinya tak akan menekan dorongan Indonesia. “Terkait Palestina, apapun posisi AS, tidak akan kurangi posisi Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Baik secara bilateral, regional, maupun multilateral,” tegasnya. Terkait WNI, dia mengaku tak punya peringatan khusus. Hanya, dia mengimbau agar tidak ada protes yang dilakukan oleh WNI. Menurutnya, warga asing memang harus menghormati proses demokrasi sebuah negara. “Pada WNI di luar negeri, kami selalu berpesan untuk menhormati hukum dan kebijakan setempat,” ungkapnya. Pakar Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana menilai, kekhawatiran dunia terhadap Trump akan bertahan sementara. Dia menyoroti bagaimana Trump mulai bersikap realistis dalam pidato kemenangannya. Trump. “Dia mulai menyelipkan bagaimana berhubungan adil dengan semua masyarakat dan bangsa-bangsa. Ini menunjukkan Trump tidaklah segarang ketika ia berkampanye,” terangnya. Disisi lain, memang perkiraan tersebut juga belum terbukti mengingat Trump belum membeber misi-misinya. Hal tersebut bias diterka saat dia bertemu dengan para birokrat. Interaksi ini penting karena akan terlihat sejauh mana janji kampanye Trump dapat terakomodasi. “Janji Trump belum terpapar kompleksitas situasi. Karena itu, banyak negarayang menunggu dan melihat,” ungkapnya. (bil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: