Kuningan Masih Kekurangan Apoteker
KUNINGAN – Tingginya peran apoteker rupanya belum diimbangi dengan kuantitas. Dari data yang diperoleh, jumlah tenaga apoteker di Kuningan baru sebanyak 110 orang. Angka tersebut tidak sebanding dengan banyaknya jumlah apotek. Bahkan di 37 puskesmas yang tersebar, belum semuanya dilengkapi oleh tenaga apoteker. Fakta ini terungkap kala Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kuningan menggelar bakti sosial pemberian paket sembako sekaligus penyuluhan kepada pasukan kuning naungan BPLHD, kemarin (13/11). Bertempat di halaman belakang kantor BPLHD, Ketua IAI Kuningan Drs Cece Supriatna MFarm Apt memaparkan kondisi kebutuhan apoteker di kota kuda ini. “Idealnya satu apotek itu memiliki dua apoteker karena apotek buka 14 jam sejak pukul 8 pagi sampai 8 malam. Sekarang kita memiliki 110 orang tenaga apoteker. Sedangkan jumlah apotek sendiri sebanyak 60 apotek,” sebut Cece di hadapan Bupati H Acep Purnama MH dan Wakil Ketua DPRD Drs Toto Suharto SFarm Apt. Dari 37 puskesmas yang ada, lanjutnya, masih cukup banyak yang belum terisi tenaga apoteker. Ditambah lagi dengan rumah sakit yang dituntut jumlah tenaga apoteker yang cukup. Saat itu, Cece membeberkan angka sekaligus menjelaskan pentingnya peran apoteker di bidang kesehatan. “Keberadaan apoteker sebelumnya selalu di belakang layar. Paradigmanya kini diubah, karena apoteker pun dituntut untuk berinteraksi dengan masyarakat, khususnya dalam memberikan konseling,” terangnya. Tak heran jika saat ini pihaknya mengadakan penyuluhan kepada lebih dari seratus pasukan kuning. Menurutnya, sangat penting mengedukasi masyarakat agar berperilaku sehat sebagai upaya preventif dan promotif. Itu semua dilakukan dalam menyukseskan program nasional “Indonesia Sehat”. “Pencegahan bisa kita lakukan lewat perilaku yang didukung lingkungan yang sehat. Nah petugas kebersihan sangat menunjang dalam menyukseskan ini. Maka dari itu, sekarang kami memberikan penyuluhan bagaimana pentingnya alat pelindung diri (APD), Gerakan Keluarga Sadar Obat, dan bagaimana mengobati sendiri,” jelas Cece diamini Ketua Panitia Baksos, Komalasari SFarm Apt. Dalam kesempatan itu, IAI menyerahkan paket sembako kepada sekitar 180 pasukan kuning. Paket sembako tersebut diserahkan simbolis oleh Bupati Acep didampingi Toto Suharto yang kebetulan juga penasihat IAI Kuningan. Turut mendampingi pula, Kepala BPLHD Dr Ukas Suharfaputra, Sekretaris Dinkes H Iding Suwardiman MKes dan Kabid Jamsarkes Dinkes, Hj Nani Rusnani SPd MSi. Acep dalam sambutannya mengatakan, dokter dan apoteker merupakan dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Apoteker memiliki peran dan tanggung jawab yang besar. Tugasnya mulia dan membutuhkan ketelitian karena menyangkut jiwa manusia. Ketika masih ada puskesmas yang kekurangan tenaga apoteker, menurutnya bahaya. Untuk itu ke depan mesti segera teratasi. “Karena apoteker itu menyangkut bagaimana obat yang kedaluwarsa, obat yang tak sesuai perkembangan, dan peran-peran lainnya. Bahaya kalau masih kekurangan apoteker,” tandasnya. Ditegaskan pula oleh Toto Suharto, peran apoteker sangat penting. Menurut wakil ketua dewan sekaligus penasihat IAI Kuningan itu, dokter dan apoteker sama-sama untuk penguatan di bidang kesehatan. “Dalam UU pun, obat itu bisa diberikan atas permintaan dokter secara tertulis kepada apoteker. Obat itu tidak bisa dikeluarkan tanpa itu. Kalau apoteker sembarangan ngeluarkan obat, bisa repot,” ujar politisi asal PAN itu. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: