Waaah, Omzet Kerupuk Desa Kenanga Setahun Bisa Rp300 M

Waaah, Omzet Kerupuk Desa Kenanga Setahun Bisa Rp300 M

Omzet industri kerupuk di Kabupaten Indramayu mencapai Rp300 miliar per tahun. Nilai ini pun menjadi yang terbesar di Indonesia. Hanya saja, industri kerupuk ini belum tembus pasar ekspor. KEPALA  Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu, H Maman Kostaman SH MM Mengatakan, sentra industri kerupuk Indramayu berada di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang. Di desa ini home industri kerupuk, baik kerupuk ikan maupun kerupuk udang, terus berkembang. Meski demikian, hasil produksi rumahan itu baru sebatas memenuhi pasar dalam negeri. Padahal di era ekonomi global termasuk memasuki era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), potensi ekspor terbuka lebar. “Kami sebenarnya juga sudah sering ngobrol dengan para pengusaha kerupuk, terkait peluang ekspor produk kerupuk. Tapi sepertinya mereka sudah cukup puas dengan usaha yang mereka jalani selama ini, dan belum tertarik untuk ekspor,” kata Maman kepada Radar, Selasa (15/11). Maman menembahkan, disamping industri kerupuk, potensi industri pengolahan ikan juga masih terbnuka lebar. Di antaranya pengolahan ikan asin dan olahan ikan laut lainnya. Menurutnya, jika digarap secara maksimal oleh para pengusaha, maka geliat ekonomi kerakyatan juga bisa tumbuh. “Selama ini kebanyakan pengusaha hanya berebut kue APBD, padahal untuk usaha di sektor riil masih terbuka lebar. Apalagi menghadapi MEA dimana potensi ekspor cukup terbuka,” ujar Maman. Sementara, Sekretaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Indramayu, Edi Fauzi SIP mengatakan, tantangan bagi pengusaha muda ke depan akan semakin ketat. Apalagi di era MEA dimana persaingan terbuka pula dengan negara tetangga. “Memang potensi usaha sektor riil di Indramayu sebenarnya cukup besar. Tinggal dibutuhkan inovasi dan modal usaha yang mumpuni,\"kata Edi menambahkan, peran serta perbankan dan Pemerintah Kabupaten Indramayu juga sangat dibutuhkan dalam rangka mendukung berkembangnya UKM, terutama terkait masalah permodalan.(Utoyo Prie Achdi)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: