Mayat Sekeluarga dalam Mobil yang Tertimbun Longsor Sudah Membengkak
LEMBANG-Longsor yang terjadi di Jalan Kolonel Masturi, RT 07 RW 06, Kampung Karamat, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Minggu malam (13/11), ternyata memakan korban empat orang tewas. Para korban merupakan satu keluarga. Saat ditemukan Selasa pagi (15/11), keempatnya sudah dalam keadaan membengkak dan mengeluarkan bau tidak sedap. Keempatnya berada dalam sebuah mobil Kijang kapsul putih bernomor F 777 WR yang tertimbun material tanah dan pepohonan di jurang jalan di lokasi kejadian. Identitas keempatnya antara lain Tarsa Wijaya (68) dan menantunya Firman (32). Keduanya warga Kampung Pari, RT 05 RW 06, Desa Jambudipa, Kabupaten Bandung Barat. Sementara dua lainnya yakni Utep Suherman (38) dan Rohendi (32), merupakan saudara lainnya dari Korban Tarsa. Radar Bandung (Radar Cirebon Group) melaporkan, keempatnya ditemukan setelah salah seorang keluarga korban bernama Toni Wiarsa (38) melapor ke Polsek Cisarua dan Lembang pada Senin (14/11). Toni menginformasikan bahwa anggota keluarganya tak kunjung pulang dan hilang kontak di sekitaran Lembang sehabis memancing di Subang pada Minggu (13/11). Mendapat laporan tersebut, petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, TNI, Polsek Lembang, dan Basarnas langsung melakukan penyisiran. Dalam penyisirannya tersebut, petugas mendapati bagian kepala kendaraan yang menyembul ke permukaan di antara material tanah dan pepohonan di bibir jurang jalan yang diduga terseret longsoran. Proses evakuasi korban tewas berlangsung dramatis, sekitar lima jam. Evakuasi dimulai dari pukul 08.00 WIB, akhirnya berhasil diselesaikan pada pukul 13.00 WIB. Sementara kendaraannya sendiri masih dibiarkan di bibir jurang karena kondisi tanah di lokasi masih rawan longsor. Kapolsek Lembang Kompol Widarjo mengungkapkan, selang beberapa detik pada saat kejadian, ada salah seorang warga yang mendengar teriakan namun kepastian sumber suara belum jelas. Ditambah, lokasi longsor yang sangat gelap serta masih berpotensi terjadinya longsor susulan maka petugas tidak langsung melakukan proses pencarian saat itu. \"Pada pukul 19.00 WIB, Minggu (13/11) ada seseorang sepintas yang mendengar teriakan, tapi tidak jelas apakah benar di lokasi longsor atau bukan. Lokasi longsor saat itu juga gelap dan masih rawan longsor, maka kami tidak lakukan pencarian,\" ungkap Widarjo di lokasi, kemarin (15/11). Widarjo mengatakan, pihaknya baru bisa mengefektifkan pencarian pada Selasa (15/11) pagi setelah adanya laporan dari pihak keluarga yang menduga tertimbun longsor. Dalam proses pencarian itu, benar saja petugas gabungan menemukan kendaraan korban di lokasi kejadian. Saat itu proses pencarian pun cukup sulit mengingat kondisi tanah yang belum stabil dan masih sangat berpotensi terjadi longsor susulan. \"Setelah lokasi korban ditemukan kami cukup kesulitan karena tanahnya masih sangat rawan, proses evakuasi yang dimulai sejak pagi baru bisa selesai siang sekitar jam satu,\" terangnya. Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan logistik BPBD KBB Diki Maulana menduga mobil yang ditumpangi empat orang itu terbawa pergerakan tanah di Jalan Kolonel Masturi sehingga membuat mobil tersebut pun terseret ke jurang di pinggir Jalan Kolonel Masturi sedalam 60 meter. \"Saya menduga mobil yang dikendarai korban melewati tempat kejadian ketika terjadi longsoran pertama, karena jalan masih berfungsi separuh. Pada longsoran kedua dan ketiga, material longsoran menutup jalan sehingga diadakan penutupan jalan,\" jelas Dicky kepada wartawan di lokasi, kemarin. Diki mengatakan, hingga saat ini status untuk wilayah KBB masih siaga. Rencannya malam ini akan dilakukan evaluasi terkait peningkatan status apakah akan dinaikan ke tanggap darurat atau masih siaga. Sementara untuk upaya penanggulangan bencana, kata Diki, dirinya telah mendirikan posko disekitar lokasi kejadian untuk mewaspadai jika terjadi longsor susulan. \"Kami siaga takutnya ada longsor susulan yang lebih besar,\" ungkapnya. Diki menuturkan, untuk mencegah terjadinya longsor susulan yang terus menerus, pihaknya berencana akan memasang trap penahan di bagian dinding tanah samping jalan dan di tebing bagian bawah jalan sambil menunggu tanah kembali stabil. \"Untuk sementara kita masih monitor, tetapi apabila situasinya sudah memungkinkan, kita akan segera pasang trap, dibagian yang rawan longsor,\" ungkapnya. Toni Wiarsa (38), anak pertama dari Tarsa Wijaya (38), korban longsor Jalan Kolonel Masturi pada Minggu (13/10) malam, mengaku, dugaan kuat keluarganya menjadi korban longsor setelah hilangnya kontak telepon di lokasi kejadian. Saat kejadian, korban mengabarkan posisinya sedang di sekitaran Lembang menuju rumahnya yang melewati Lokasi Longsor. \"Tidak ada firasat. Cuma pas Minggu malam, ada kabar dari ibu, bapak belum pulang juga dari Subang sehabis memancing dari Minggu pagi. Pada hari minggu pas bada maghrib bapak sebelumnya mengabarkan sedang berkemas akan pulang, pukul 19.00 WIB, nelepon sudah di Lembang, tapi pas di telepon lagi semuanya sulit dihubungi,\" ungkap Toni saat ditemui seusai pemakaman, kemarin sore. Dia melanjutkan, setelah banyak berita yang mengabarkan telah terjadi longsor di Jalan Kolonel Masturi Lembang, dirinya punya dugaan kuat bahwa keluarganya terkena longsor di lokasi kejadian. \"Saya langsung lapor ke Polsek Cisarua ke yang piket terus ke Polsek Lembang, dan benar saja saudara saya dari Dinas PU yang bertugas di lokasi longsor melihat mobil bapak di tepi jurang mungkin terseret longsoran tanah,\" ungkapnya. Toni yang mengaku menyaksikan langsung proses evakuasi keluarganya tak pernah menyangka akan kehilangan bapak, adik ipar dan dua keluarga lainnya setelah mobil yang ditumpangi keluarganya itu ditemukan ditepian jurang di lokasi kejadian. Korban Tarsa Wijaya meninggalkan istri bersama tiga orang anak dan lima orang cucunya. Korban meninggal tak lama berselang setelah kematian ibunya sepekan lalu. Kerabat dan handai taulan silih berganti melayat ke rumah duka sore kemarin. Korban bersama tiga keluarga lainnya dimakamkan langsung di pemakaman keluarga di Kampung Pari RT 05 RW 06, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, KBB, kemarin sore. (bie)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: