Thailand vs Indonesia; Jangan Panik, Garuda!

Thailand vs Indonesia; Jangan Panik, Garuda!

MANILA- Di Stadion Rizal Memorial, Manila, 25 tahun lalu, timnas sepak bola Indonesia meraih medali emas SEA Games. Skuad Merah Putih mengalahkan Thailand lewat drama adu penalti. Nah, sore ini timnas Indonesia kembali bersua Thailand pada laga perdana Piala AFF 2016. Akankah Manila kembali bersahabat dengan skuad Garuda, julukan timnas Indonesia? Pelatih Indonesia Alfred Riedl mewaspadai kekuatan Thailand. “Tapi, bukan berarti kami akan menyerah. Saya sudah berbicara dengan pemain agar mereka bermain serileks mungkin,” katanya dalam jumpa pers di Marco Polo Hotel, Manila, kemarin (18/11). “Tim lawan boleh diunggulkan. Tapi, kami pantang berada dalam tekanan mereka. Saya optimistis dengan semangat yang ada dalam diri setiap pemain Indonesia,” ujar pelatih asal Austria itu. Gelandang Indonesia Evan Dimas Darmono siap memberikan penampilan terbaik. “Melawan pemain Thailand, biasa aja. Tidak ada kewaspadaan tinggi. Asal tidak panik saja,” tuturnya. Sementara itu, warga Indonesia di Manila siap memberikan dukungan penuh untuk timnas. “Kami ingin Indonesia bisa memenangi setiap pertandingan selama di grup ini,” kata Jeremy Ekel, mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Manila. ”Kami yakin sepak bola Indonesia berjodoh dengan tanah Filipina,” sambungnya. Sepanjang sebelas kali perhelatan Piala AFF, belum sekali pun Indonesia menjadi juara. Capaian terbaik pasukan Merah Putih adalah menjadi finalis alias runner-up dalam empat edisi: 2000, 2002, 2004, dan 2010. Diperkirakan, ratusan suporter Indonesia memberikan dukungan langsung kepada Boaz Solossa dkk. “Kami tahu persiapan sepak bola Indonesia tidak begitu bagus. Tapi, tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Portugal yang tidak masuk nominasi saja bisa juara Euro 2016,” ucap pemuda yang ayahnya dari Jakarta dan sang ibu dari Filipina itu. Indonesia sejatinya tidak butuh banyak perjuangan untuk bisa lolos dari babak penyisihan grup A Piala AFF 2016. Karena, dengan total tiga kali bermain, skuad Garuda hanya butuh dua kali kemenangan. Hanya saja, itu bukan tugas yang mudah bagi tim besutan Alfred Riedl ini. Agar misinya tersebut tercapai, dia sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk bisa menjinakan The War Elephant- julukan Timnas Thailand. Salah satunya dengan mengurangi daya serang. Riedl memang berencana bermain dengan formasi 4-4-1-1 dengan menugaskan Boaz Solossa sebagai striker tunggal. Keputusan itu diambil setelah Irfan Bachdim yang selama ini menjadi tandem Boaz harus absen karena cedera patah tulang fibula dua hari sebelum keberangkatan ke Filipina. Di belakang Boaz, Evan Dimas bisa menjadi penghubung antara Boaz dengan lini tengah yang akan dipadati oleh 4 pemin, Zulham Zamrun, Bayu Pradana, Stefano Lilipaly dan Andik Vermansah. Hanya saja, Evan masih diragukan bisa bermain penuh dalam laga perdana tersebut. Sebab, dalam latihan terakhir yang dilakukan oleh Timnas di Stadion Philippine Sports Stadium, sore kemarin, kebugaran pemain asli Surabaya itu seperti sedikit terganggu. Mantan kapten Timnas U-19 itu juga terlihat tidak begitu energik menjalani latihan. Di lini belakang, Benny Wahyudi, Fachruddin Wahyudi, Yanto Basna serta Abduh Lestaluhu masih menjadi opsi utama Riedl untuk menjadi tembok tebal bagi Andritany Ardhiyasa di bawah mistar gawang. Tapi, kalau lawan agresif, Lilipaly bisa ditarik ke belakang untuk membantu pertahanan. Saat memperkuat Telstar FC di liga kasta kedua Belanda, Stefano memang lebih banyak bermain sebagai gelandang bertahan. “Semua strategi bisa berubah, tergantung permainan lawan. Tapi, saya yakin Thailand akan bermain terbuka, karena mereka memiliki target tinggi dalam even ini,” lanjutnya. Melihat rekaman pertandingan ujicoba internasional terakhir Thailand saat menahan imbang Australia 2-2, 15 Oktober lalu, Riedl memang sewajarnya memperkuat lini pertahanan skuad Merah Putih. Bagaimana tidak, lini depan tim besutan Kiatisuk Senamuang itu memiliki akselerasi di atas rata-rata. Selain itu, lini depan Thailand juga terkenal licin untuk keluar dari jebakan ofside. Gol pertama Teerasil Dangda ke gawang Australia pada menit ke-20 tidak lain adalah hasil lepas dari ranjau ofside yang dipasang oleh Australia. Tentu, Fachruddin Wahyudi dan kawan-kawan di lini belakang harus bekerja keras untuk menghalau striker berusia 28 tahun itu. Sementara itu, kendati sangat diunggulkan, Kiatisuk Senamuang tetap bersikap merendah. Pria yang sukses membawa Thailand juara Piala AFF baik sebagai pemain dan pelatih itu hanya melempar senyum saat diberikan pertanyaan terkait laga melawan Indonesia. \"Kami tetap respect dengan Indonesia. Mereka masih tetap lawan terberat di even ini,\" kata Kiatisuk. Terkait modal bagus yang baru dengan menahan imbang Australia, pelatih berusia 43 tahun itu menapikannya. Bagi dia, hasil bagus di pertandingan ujicoba tidak selalu menjamin ada hasil sama pertandingan resmi. Dengan begitu, dia sudah menginstruksikan semua penggawanya untuk bermain fight sepanjang laga. \"Kami tidak mau lengah,\" paparnya.  (ben/c9/ca)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: