Penambahan Kuota Gas Tetap Tidak Mencukupi
MAJALENGKA – Sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kilogram (gas melon) di sejumlah daerah, membuat sejumlah pangkalan kerap diserbu masyarakat saat jadwal pengiriman tiba. Pemandangan tersebut terjadi di Desa Bantarwaru Kecamatan Ligung, Jumat (18/11). Ratusan tabung gas melon ludes diserbu masyarakat. Salah seorang pembeli gas, Kanima (55) mengatakan pembelian gas elpiji akhir-akhir ini dikurangi. Biasanya setiap hari empat tabung gas melon dia dapat, kali ini hanya tiga tabung gas meningat banyaknya permintaan namun stok tidak maksimal. “Kali ini setiap pembeli disamakan hanya bisa mendapat maksimal tiga tabung. Padahal biasanya bisa mencapai empat sampai lima tabung,” kata warga Desa Majasari Kecamatan Ligung ini. Dia mengaku peredaran gas melon di wilayah Kecamatan Ligung mulai menyusut. Dirinya rela membeli gas hingga ke luar desa untuk memenuhi permintaan di warungnya. Selain menjual kelontongan di warung, dia juga menjual gas apalagi di wilayahnya mengalami kelangkaan. “Tiga tabung ini kalau dibawa pulang sudah ada yang nunggu, padahal masih ada pesanan lagi. Terpaksa saya tunda untuk besoknya (hari ini),” tuturnya. Setiap kali pengiriman ke pangkalan di Desa Bantarwaru Kecamatan Ligung, sering terjadi antrean cukup panjang dari para pembeli. Terlihat puluhan warga menggunakan sepeda hingga kendaraan bermotor memenuhi pangkalan demi mendapatkan gas tersebut. Pemilik pangkalan, Yana menjelaskan membeludaknya para pembeli akibat peningkatan permintaan. Pihaknya sudah mengajukan tambahan pengiriman namun tetap belum mampu memenuhi permintaan secara keseluruhan. Sebelumnya mendapatkan kiriman 200 tabung, setelah ramai seperti ini ditambah menjadi 250 tabung setiap kali kirim. “Hanya saja beberapa hari terakhir ini kondisi mulai berbeda seiring telatnya pengiriman dari agen maupun SPBE,” jelasnya. Menyikapi kondisi tersebut, anggota komisi II DPRD Majalengka M Hanurajasa Tatang Riana mengatakan pihaknya pernah melakukan inspeksi ke salah satu SPBE di wilayah utara Majalengka. Hasilnya diketahui ada masalah sehingga memengaruhi distribusi ke setiap pangkalan. “Masalah itu muncul pembebannya bagi dua SPBE lainnya di wilayah Majalengka, yang harus mendistribusikan ke pangkalan di wilayah utara. Sehingga distribusi terlambat karena refill di salah satu SPBE numpuk dan pelayanan drop,” paparnya. Pihaknya belum mendapatkan informasi terkait isu pengalihan dari gas 3 kilogram ke bright gas 5,5 kilogram. Dimungkinkan pemerintah tidak mengganti melainkan teknisnya hampir sama seperti Pertamina yang menyediakan premium serta pertalite. “Jadi kemungkinan gas melon masih ada dan muncul ukuran 5,5 kilogram yang tidak disubsidi pemerintah,” pungkasnya. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: