Freeport Resmi Tunjuk Chappy Hakim jadi Presdir

Freeport Resmi Tunjuk Chappy Hakim jadi Presdir

JAKARTA- Usai kosong sejak Januari lalu, kini PT Freeport Indonesia (PTFI) memiliki Presiden Direktur (Presdir) baru. Perusahaan tambang yang telah beroperasi di Papua sejak 1967 itu menunjuk Chappy Hakim untuk menempati posisi nomor satu tersebut. Hal itu diumumkan langsung CEO Freeport McMoran Richard Adkerson melalui interoffice memorandum yang disampaikan Minggu (20/11). Melalui memo yang ditujukan kepada seluruh karyawan PTFI, Richard meyebutkan secara resmi PTFI kini telah dinakhodai oleh Chappy Hakim yang juga merupakan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara. Chappy sebetulnya sudah bergabung dengan Freeport sejak Agustus tahun ini sebagai penasihat senior perusahaan. Chappy juga menggantikan bos PTFI sebelumnya, Maroef Sjamsoeddin, yang juga memiliki latar belakang militer. Maroef adalah purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Udara. Keputusan perusahaan untuk menunjuk Chappy sebagai Presdir Freeport Indonesia yang baru juga dianggap sebagai upaya perusahaan untuk melancarkan operasinya di Indonesia. VP Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama menjelaskan, penunjukan Chappy sebagai Presiden Direktur PTFI telah melalui konsultasi dengan pemerintah Indonesia. Saat ini, lanjutnya, perusahaan sedang menunggu persetujuan resmi dari pemegang saham. “Telah melalui konsultasi dengan pemerintah,” katanya. Riza menambahkan alasan penunjukkan Chappy menjadi orang nomor satu di Freeport sepenuhnya menjadi keputusan pemegang saham. Pengamat energi sekaligus peneliti dari Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menilai, secara kultur jebolan militer memang akan lebih disegani oleh para politisi dan pejabat pemerintahan. “Sehingga, tidak heran bila akhirnya perusahaan induk Freeport di AS memilih Chappy,” ujarnya di Jakarta, Minggu (20/11). Adapun Chappy menggantikan Maroef yang mundur pada Januari lalu lantaran kontraknya habis. Mundurnya Maroef juga berbarengan dengan berjalannya kasus “Papa Minta Saham” yang melibatkan sejumlah pejabat negara. Marwan menilai, dipilihnya tokoh yang tidak memiliki pengalaman di bidang pertambangan bukan lah menjadi satu masalah. Alasannya, jabatan sebagai Presdir dinilai lebih bersifat manajerial. Marwan menambahkan, di bawah kepemimpinan Chappy, Freeport masih akan melanjutkan operasional gaya lama. Hal itu lantaran belum jelasnya keputusan perpanjangan kontrak yang diberikan pemerintah Indonesia. Marwan juga berharap, latar belakang militer bisa membuat Chappy lebih mementingkan nasib bangsanya. Meski pada akhirnya sebagai Presdir harus tunduk kepada induk perusahaan di AS, ia meminta Chappy tetap mengutamakan kepentingan negara. Sejumlah pekerjaan rumah yang masih harus dirampungkan oleh Chappy adalah penyelesaian fasilitas pemurnian dan pengolahan mineral tambang atau smelter dan kewajiban divestasi saham kepada negara. “Sebetulnya, penunjukan itu murni kewenangan perusahaan. Kita tidak ada urusannya. Namun, sebagai bekas tentara semoga ada sisa-sisa Sapta Marga-nya utnuk bisa melindungi kepentingan merah putih,” katanya. Marwan berharap, kinerja Chappy bisa lebih memberikan porsi lebih besar kepada kepentingan negara, dibanding pendahulunya. Meski begitu, Marwan menilai kinerja Chappy secara umum akan mirip dengan sepak terjang Maroef sebelumnya. Alasannya, latar belakang militer dan nihilnya pengalaman pertambangan akan membawa karaketer kepemimpinan yang sama. Sebagai informasi, Chappy sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi serta anggota staf ahli di Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan penasihat di Asosiasi Aircraft Component Kementerian Perindustrian. Chappy merupakan lulusan Akabri Udara tahun 1971, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), Sekolah Staf dan Komando Gabungan (Seskogab) dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). (dee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: