Bupati Majalengka Ingatkan Jangan Terpengaruh Isu SARA

Bupati Majalengka Ingatkan Jangan Terpengaruh Isu SARA

MAJALENGKA - Seluruh komponen mulai dari PNS, TNI, Polri, Kejaksaan Negeri, ormas, MUI, dan tokoh agama di Kabupaten Majalengka menghadiri silaturahmi di gedung Yudha Abdi Negara, Sabtu (19/11) malam. Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi sebagai tuan rumah mengungkapkan tujuan acara tersebut untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan di wilayah Kabupaten Majalengka. Menurut bupati, persatuan dan kesatuan akan membuat hidup masyarakat tentram dan damai. Selain itu menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang antar masyarakat, memperkuat rasa kekeluargaan, hilangnya konflik yang dapat memecah belah masyarakat, dan silaturahmi akan terjaga dengan baik. “Salah satu upaya yang pemerintah daerah lakukan dalam menjaga serta meningkatkan persatuan dan kesatuan, adalah menggelar silaturahmi ini dengan semua elemen masyarakat,” ungkapnya. Bupati juga meminta kepada seluruh elemen masyarakat tidak terpengaruh permasalahan-permasalahan yang terjadi di luar Kabupaten Majalengka. Seluruh tokoh agama juga diminta untuk tidak mudah terpengaruh isu-isu SARA yang bisa memecah belah kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Apalagi pemerintah daerah saat ini tengah berupaya meningkatkan kualitas masyarakat dan menyuskseskan pembangunan di Kabupaten Majalengka. Agar semua dapat berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif, saya meminta kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh isu-isu politik dan isu-isu SARA yang terjadi di luar wilayah Majalengka,” jelasnya. Saat ditanya mengenai upaya lain agar persatuan dan kesatuan dapat terjaga, bupati menjelaskan pemerintah daerah telah menginstruksikan kepada seluruh aparat pemerintah mulai dari desa dan kecamatan untuk terus menggelar berbagai kegiatan. Seperti pengajian, sosialisasi, silaturahmi antar pemuka agama, ormas, dan lain sebagainya. “Demi kesatuan dan persatuan kita, saya meminta pemerintahan desa dan kecamatan bisa melaksanakan berbagai kegiatan positif yang bisa menjalin silaturahmi dan mengukuhkan persatuan masyarakat,” ujarnya. Komandan Lanud Sugiri Sukani, Letkol Nav Rano Kristiyono ST sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Dirinya menyebutkan saat ini perang sudah tidak lagi menggunakan senjata, melainkan proxy war atau perang yang terjadi ketika lawan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain. Metode proxy war dapat dilakukan dengan cara menciptakan gerakan separatis, demonstrasi massa, regulasi yang merugikan, pemberitaan media yang provokatif, peredaran narkoba, tawuran pelajar, bentrok antarkelompok, dan penyebaran pornografi. Sehingga dapat mengganggu stabilitas nasional yang membuat produksi minyak bumi menurun, dan pertumbuhan penduduk semakin bertambah banyak. “Saya juga berharap untuk mempertahankan wilayah kita, masyarakat harus selalu memingkatkan persatuan dan kesatuan,” tambahnya. (bae)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: