Berkantor di Thailand, Kampanye di 10 Negara

Berkantor di Thailand, Kampanye di 10 Negara

SETELAH mendapatkan gelar Miss Grand International (MGI) 2016 dan berkantor di Thailand, Ariska Putri Pertiwi pulang ke Indonesia kemarin (20/11). Perempuan pertama Asia yang mendapat gelar tersebut menceritakan kesibukan yang telah menantinya. Berikut wawancara dengan cewek yang akrab disapa Ika itu di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan. Visi dan misi Ika sebagai Miss Grand International apa? Miss Grand International itu tidak bergerak di bidang pariwisata, tapi sosial. Jadi, dia banyak membantu korban perang dan anak-anak. Tahun ini ada 10 negara yang mau kita visit. Jadi, kita langsung terjun untuk membantu korban perang. Dan di sini kita bekerja sama dengan United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa, red) untuk membantu para korban perang. Sepuluh negara itu mana saja? Masih rahasia ya (Ika tersenyum). Saya juga belum tahu soalnya. Tapi, mungkin dalam waktu dekat ini kita mau ke Vietnam. Bukan untuk membantu korban perang, tapi karena tahun depan Vietnam jadi host country MGI 2017. Peranan Ika sendiri nanti seperti apa? Banyak yang berpikir kalau Miss Grand International itu duta peperangan. Banyak yang mikir, ’’ayo dong hentikan perang’’. Ika memang terjun langsung. Tapi, kami ke tempat-tempat konflik untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian. Jangan ada perang di antara kita, sesama manusia. Kita juga akan campaign ke beberapa negara. Apa yang harus dilakukan di negara konflik? Di situ kita kasih motivasi. Bagaimanapun mereka (korban perang, red) kan terluka. Bukan hanya fisik, tapi juga inside. Mereka terluka di dalam. Kita akan bantu mereka. Kasih masukan. Kasih semangat. Ya, walaupun mereka sudah kehilangan keluarga, sudah kehilangan orang-orang tercinta, bagaimana caranya mereka bangkit menjalani hidup yang terus berjalan. Mereka harus menyusun kembali hidup mereka. Ada persiapan khusus? Tentu, ada persiapan fisik dan mental. Bakal fisik capek, pasti. Ini saja baru pulang ke Indonesia, nanti langsung kunjungan ke Tiongkok. Jadi, kan benar-benar fisiknya harus fit. Nah, karena kita bakal ketemu orang yang butuh pertolongan, persiapan mental penting banget. Mereka tertekan lho. Kita nggak tahu mereka welcome atau enggak ke kita. Bekal pengetahuan juga penting. Kita harus cari tahu kita mau ke negara mana nih. Kita harus tahu apa masalah mereka. Sudah pernah punya pengalaman semacam itu? Sesudah diumumin sebagai Miss Grand Indonesia, saya berkunjung ke pengungsian para imigran di Medan. Mereka nggak punya negara, nggak punya rumah, jadi benar-benar terkurung. Lihat kondisi mereka yang susah. Mereka dalam satu tempat harus berbagi sempit-sempitan. Mereka nggak tahu kapan bisa keluar. Mereka nggak tahu akan dikirim ke negara mana. Kalau kita lihat bener-bener, kasihan banget. Mereka tinggal pakai terpal dan mereka berkeluarga. Ada yang punya anak-anak. Tempatnya nggak bersih. Di final MGI 2016 lalu, apa yang dilihat juri dari Ika? Nggak tahu juga (Ika tertawa). Karena tahun ini benar-benar kontestan Asia saja udah luar biasa. Apalagi kalau harus bersaing dengan Latinas. Kita ketemu Venezuela, Kolombia, segala macam. Aduh... Tapi, karena itu, Ika malah enjoy. Nggak mikir harus menang. Lewatin hari demi hari. Enjoy the moment. Lakukan yang terbaik di setiap sesi. Pesan untuk yang mau ikut beauty pageant? Yang paling penting adalah konsisten. Karena kalau mood udah jelek, pasti aslinya keluar. Sebisa mungkin kontrol dan punya niat positif untuk memperjuangkan mimpi. Punya 20 hari (kompetisi), lakukan yang terbaik, jangan cuma setengah-setengah. Kalau sudah basah, basah sekalian. Kenapa Ika bisa ngomong gitu, karena Ika sudah ngrasain hasilnya dari tiga tahun Ika kerja keras. Sekarang Ika berani bilang ke orang, kalau kalian punya mimpi, usahakan mimpi itu. (glo/c19/na)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: