Manchester City vs Chelsea, Tantangan Sang Filsuf

Manchester City vs Chelsea, Tantangan Sang Filsuf

MANCHESTER – Antonio Conte dan Thomas Tuchel. Ya, dua pelatih itu yang disebut Josep Guardiola dalam biografi berjudul The Evolution sebagai dua sosok mirip dengannya. Bedanya, Guardiola selama di Bundesliga sudah pernah dan mampu mengalahkan Tuchel saat dia masih melatih Bayern Muenchen sejak tiga musim silam. Tidak demikian dengan Conte. Baru malam nanti WIB, sang filsuf untuk pertama kalinya beradu taktik dengan Conte. Bukan hanya di Premier League, begitu juga sepanjang karirnya menjadi nahkoda di klub masing-masing. \'\'Kami akan coba dan menelusuri rahasia Conte, dan mencari cara agar menang darinya,\'\' koar Guardiola dilansir Manchester Evening News. Rahasia yang ingin dimaksud Guardiola adalah formasi 3-4-3. Karena, begitu formasi itu dipakai Conte dalam tujuh laga terakhirnya di Premier League, The Blues –julukan Chelsea– unbeaten. Taktik itu pula lah yang mengantarkan Chelsea memuncaki klasemen sementara Premier League sampai pekan ke-13 lalu. \'\'Kini kami menghadapi tim terbaik di Premier League. Di dalam lima atau enam pekan terakhir, mereka bermain mengesankan. Bukan hanya dengan rangkaian clean sheet-nya, begitu juga dengan cara mereka bermain,\'\' lanjut Guardiola. Dalam tujuh laga dengan formasi 3-4-3, hanya sekali gawang skuad besutan Conte bobol. Begitu menyerang, Gary Cahill dkk mampu mencetak 19 gol. Lalu, bagaimana cara Guardiola memupus laga unbeaten kedelapan Chelsea? Dilaporkan, untuk meredam ampuhnya formasi back three Chelsea, Guardiola akan meng-copy-nya. Bukan dengan 3-4-3, melainkan lebih ke formasi 3-4-2-1. Padahal, Guardiola tidak pernah berjodoh dengan formasi tiga bek selama di Premier League ini. Dua kali bermain tiga bek dengan 3-4-3 dan 3-4-2-1, City nol kemenangan. Tertahan 1-1 ketika menjamu Everton dengan 3-4-3 (15/10), kemudian ditahan Swansea 1-1, juga setelah memakai formasi 3-4-2-1. Akan tetapi, hanya dengan formasi itulah Guardiola dapat mengimbangi permainan wing back Chelsea yang jadi kunci garangnya formasi 3-4-3. Mobile-nya duo wing back Victor Moses dan Marcos Alonso menopang Chelsea ketika bertahan atau menyerang. Saat bertahan, keduanya mengubah garis pertahanan Chelsea jadi lima pemain. Begitu menyerang, keduanya berbalik mengubah serangan Chelsea menumpuk lima pemain. Situasi seperti itu yang tidak diinginkan Guardiola. Karenanya, dia pun mesti menempatkan dua pemain sayap untuk menekan balik serangan wing back Chelsea. Raheem Sterling dan Bacary Sagna yang punya kans bermain di posisi tersebut. Sterling punya kecepatan sekalipun minim kontribusi bertahan. Sedangkan Sagna punya kelebihan saat defense. Dengan seperti itu, maka kuartet lini tengah Fernandinho, Ilkay Guendogan, David Silva dan Kevin De Bruyne punya celah untuk mengontrol penguasaan bola. Keempatnya akan beradu kreativitas dengan kuartet lapangan tengah Chelsea. Eden Hazard dan Pedro Rodriguez yang ditopang Nemanja Matic dan N\'Golo Kante. Dalam The Guardian, Michael Cox menyebut City bakal bermain lebih ke 5-2-3 atau 5-4-1 untuk meredam serangan Chelsea. Bukan 3-4-3 atau 3-4-2-1. Dengan mem-pressing balik, seperti yang dilakukan Tottenham Hotspur pada 45 menit interval pertama di Stamford Bridge pekan lalu WIB (27/11), maka City bisa merepotkan Chelsea. Situasi yang seperti itu diinginkan Sterling dilakukan City. \'\'Sejak menit pertama kami harus mem-pressing-nya dan jangan selip,\'\' ungkap Heemio, sapaan akrabnya. \'\'Kami harus fokus, dan siap untuk tantangan. Karena ini laga yang kami harus menang, setelah itu kami dapat membuat statemen (calon juara Premier League),\'\' lanjut Sterling saat diwawancarai Sky Sports. Mengalahkan Chelsea, maka The Citizens –julukan City– bisa mengkudeta Chelsea dari pucuk klasemen. Lantas, bagaimana Conte? Mantan pelatih timnas Italia dan Juventus itu sudah belajar dari cara dirinya membalikkan permainan garis defense tinggi Spurs pekan lalu. Squawka mencatat, pada musim ini City kerap kebobolan bukan 100 persen dari sayap. Melainkan 41,6 persennya dari depan back four atau back three-nya. Celah itu yang harus dimanfaatkan Hazard dan Pedro. Keduanya doyan membongkar lini akhir lawan dengan kemampuan cut inside-nya. Akan tetapi, dikutip situs resmi klub, Conte menyebut tidak akan mudah untuk menaklukkan City. Etihad sulit untuk ditaklukkan. Kali terakhir ada noda di stadion itu terjadi pada Premier League musim lalu, kalah 0-1 atas Manchester United pada 20 Maret. \'\'Oleh karena itu, saya menyebutnya ini sebagai tes yang besar. Karena City tim yang fantastis, ini benar-benar tes yang bagus untuk kami jika ingin bersaing di kompetisi ini (Premier League),\'\' kata Conte. Dalam lima musim terakhir, hanya sekali Chelsea mampu mengalahkan City di Etihad. Sisanya, City menang tiga kali dan sekali imbang. Tetapi, lanjut Conte, timnya yang sekarang sudah berbeda. Bukan seperti saat musim lalu kalah tiga gol tanpa balas dari City di Etihad. \'\'Tim ini sudah berubah. Saya senang dengan mentalitas pemain saya, saya lihat mereka punya komitmen yang kuat. Kini, penting bagi kami meneruskan rangkaian tiga angka,\'\' tegasnya. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: