4 Bournemouth v Liverpool 3, Antiklimaks The Reds

4 Bournemouth v Liverpool 3, Antiklimaks The Reds

BOURNEMOUTH – Tidak perlu menanti sampai pekan-pekan krusial jelang Natal. Liverpool sudah mulai goyah dalam pacuan kudanya memperebutkan posisi puncak klasemen Premier League dengan Chelsea. Tadi malam WIB (4/12), The Reds –julukan Liverpool– antiklimaks, dan menyerah 3-4 dari tuan rumah Bournemouth. Padahal, Liverpool terlebih dulu leading 3-1 hingga menit ke-64. Gol dari Sadio Mane (menit ke-20) digandakan Divock Origi (22) dan Emre Can pada menit ke-64 yang hanya mampu diperkecil Callum Wilson dari titik penalti delapan menit sebelum Can mencetak gol. Tetapi, penalti itulah yang jadi titik balik The Cherries, julukan Bournemouth. Karena di 15 menit terakhir armada Eddie Howe itu membalikkan ketertinggalan lewat gol-gol dari Ryan Fraser (menit 76), Steve Cook (79’), dan Nathan Ake yang jadi penentunya dengan gol menit ke-3 injury time. \'\'Ini pelajaran bagi kami. Leading 2-0 atau 3-1 itu bukan hasil penentu. Tapi harusnya kami mencoba semakin menjauh,\'\' sesal pelatih Liverpool Juergen Klopp kepada BBC Sports. Ya, dalam laga tadi malam Jordan Henderson dkk merasa sudah cukup di titik keunggulan 3-1. Faktanya, setelah Can mencatatkan namanya di papan skor tekanan ke pertahanan Bournemouth lebih melemah. Dari yang awalnya mampu tujuh kali mengancam gawang Artur Boruc, malah berbalik jadi tiga kali dalam 15 menit terakhir. Terlebih, pada menit ke-69 agresivitas Liverpool sedikit berkurang setelah menggantikan Sadio Mane dengan Adam Lallana. \'\'Kami malah seakan membukakan pintu bagi mereka, lalu mereka berlari dan mencetak gol-gol yang indah. Karenanya, saya menyebut ini sebagai hasil yang pantas bagi kami,\'\' lanjut mantan der trainer Borussia Dortmund itu. Bukan hanya serangan yang melemah. Buruknya koordinasi pertahanan Liverpool juga menjadi kunci kekalahan ini. Terutama antara Dejan Lovren dan Lucas Leiva. Itu semakin diperparah performa penjaga gawang Loris Karius yang under performance. Gol Ake juga tidak luput dari kesalahan pemain asal Jerman itu. Tiga gol kemarin makin menambah jumlah kebobolan Liverpool. Dibandingkan top three pekan ke-14 ini pertahanan Liverpool paling bobrok dengan kebobolan 18 gol. Bahkan kekalahan dengan skor 3-4 ini pun untuk kali pertamanya dialami oleh Liverpool sejak mengalaminya dari Leeds United pada 2000 silam. Klopp menyayangkan hasil akhirnya. Apalagi, Whoscored mencatat Liverpool sangat dominan di sisi penguasaan bola. Mereka bisa sampai 60 persen menguasai serangan. Jitunya serangan balik di kubu Bournemouth ternyata yang lebih sempurna. \'\'Berikutnya, bisa saja laga seperti ini kembali harus kami jalani,\'\' sebutnya. Kini, Liverpool terpaut empat poin dari Chelsea. Liverpool tidak sendiri mengejar The Blues, julukan Chelsea. Sudah ada dua lawan lain yang bisa saling sikut mengejar Chelsea. Arsenal di posisi kedua dengan 31 poin, lalu Liverpool bersama Manchester City yang sama-sama mengoleksi 30 poin. Ini yang harus ditebus Liverpool dalam sisa laga sebelum Natal ini. Mulai dari melawan West Ham (11/12), Middlesbrough (15/12), dan Derby Merseyside kontra Everton (20/12). Klopp menyebut, ini belum saatnya untuk panik. \'\'Tidak ada jalan juara tanpa bersua batu terjal. Kalian tidak akan juara di bulan Desember. Akan tetapi tunggulah hingga akhir musim,\'\' tegasnya. Pahit bagi Liverpool, manis bagi Cook dkk. Karena, ini untuk kali pertama dalam sejarah klub tersebut mampu mengalahkan Liverpool di Premier League. Kepada Sky Sports, Ake yang jadi pemain penentu kemenangan Bournemouth menyebut resep timnya sederhana. \'\'Kami hanya menunggu lebih ke dalam, lalu mem-pressing balik mereka. Dan, itu berhasil,\'\' ungkap pemain yang pinjaman Chelsea itu. Tambahan tiga poin membuat Bournemouth terus menempel di top ten Premier League. Eddie Howe secara terpisah menyebut Minggu malam waktu setempat kemarin sebagai malam yang heroik dan akan selalu dikenangnya. \'\'Bahkan, andaikan kami tidak mampu bertahan di Premier League pada musim ini, kami masih bangga bisa membuat sejarah penting untuk klub,\'\' koar satu-satunya pelatih Inggris yang mampu membawa timnya di top ten Premier League itu. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: