Insentif Honorer Sebesar 1,5% dari Anggaran Disdik
MAJALENGKA – Anggaran yang dialokasikan untuk insentif guru honorer pada APBD Majalengka tahun 2016 nilainya sekitar Rp1,6 miliar. Jumlah tersebut disayangkan, mengingat anggaran belanja Dinas Pendidikan di APBD 2016 tergolong tinggi. Aktivis Himmaka Adim Mubarok menyebutkan, jika mengamati postur APBD Kabupaten Majalengka tahun 2016 sebelum perubahan, anggaran untuk sektor pendidikan mencapai Rp1,141 triliun. Artinya, anggaran insentif guru honorer yang hanya Rp1,6 miliar belum sampai 1,5 persen dari total anggaran untuk sektor pendidikan. Bahkan jika dibandingkan dengan postur keseluruhan APBD 2016, anggaran untuk sektor pendidikan hampir mencpai 39 persen dari seluruh anggaran yang mencapai Rp2,8 triliun. Artinya anggaran sektor pendidikan di Kabupaten Majalengka hampir cukup untuk membiayai pendidikan di dua Kabupaten. “Amanat Undang-undang daerah minimum mengalokasikan 20 persen anggaran ke sektor pendidikan, jadi kalau hampir 39 persen itu logikanya bisa sampai membiayai sektor pendidikan di dua Kabupaten. Tapi yang dianggarkan untuk insentif guru honorer hanya sepersekian persen dari total APBD, atau kurang 1,5 persen dari anggaran sektor pendidikan,” tuturnya. Dengan anggaran sebesar itu, Kabupaten Majalengka bisa lebih mudah mengejar output kenaikan indeks pembangunan manusia (IPM) dari indikator sektor pendidikan. Peningkatan juga mestinya cukup signifikan dengan dukungan anggaran sebesar itu. Pemerhati pendidikan, Irawan SPdI menyebutkan guru honorer merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan operasional di sektor pendidikan terutama sumber daya pendidik. Sebab saat ini komposisi tenaga pendidik PNS dengan beban kerja belum seimbang. Sehingga di beberapa satuan pendidikan memberdayakan para tenga honorer, untuk membantu meyeimbangkan kebutuhan sumber daya pendidik dengan beban kerja. Sementara untuk honor menyisihkan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Tidak semua sekolah memiliki kecukupan sumber daya pendidik PNS, sehingga selama ini sangat terbantu dengan tenaga pendidik honorer,” ungkapnya. Sehingga pihaknya berharap keberadaan para tenaga pendidik honorer jangan dipandang sebelah mata, karena dengan reward alakadarnya tetap all out melaksanakan tugas. Apalagi jika honor mereka diringkatkan, mungkin etos kerja bisa lebih tinggi lagi dan bisa membantu mendongkrak IPM. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: