Desa Eretan Wetan Minta Status Darurat Banjir Rob

Desa Eretan Wetan Minta Status Darurat Banjir Rob

KANDANGHAUR – Pemerintah Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur meminta agar Pemerintah Kabupaten Indramayu secepatnya menetapkan status tanggap darurat. Hal ini menyusul bencana banjir rob yang hampir setahun terakhir menerjang kawasan pemukiman nelayan itu tak kunjung berakhir, malah semakin parah. Banjir air laut pasang hampir terjadi setiap hari, tidak mengenal waktu. Kondisi ini mengakibatkan aktivitas perekonomian, keagamaan, pendidikan, sosial masyarakat menjadi terhambat. Kesehatan warga terancam. \"Banjir rob ini sudah pada titik mengkhawatirkan. Menimbulkan keresahan, kepanikan di media sosial juga. Jadi kami meminta Pemkab Indramayu mengkaji status tanggap darurat,\" kata Kuwu Eretan Wetan, H Edi Suhedi kepada Radar, di sela mendampingi assesment atau kaji cepat yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu beserta unsur Muspika Kandanghaur, Kamis (15/12). Dengan penetapan status tanggap darurat itu, lanjut Kuwu Edi, maka Pemerintah baik tingkat kabupaten, provinsi maupun pusat dapat melakukan upaya penanganan sekaligus penanggulangan dampak bencana rob secara komprehensif dan total. Sebab menurutnya, penanggulangan banjir rob di Desa Eretan Wetan membutuhkan campur tangan banyak pihak sekaligus anggaran yang sangat besar. Secara bersama-sama dari hulu ke hilir sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi lembaganya masing-masing. “Jika hanya mengandalkan bantuan dari Pemkab Indramayu yang memiliki anggaran terbatas, sangat tidak mungkin persoalan ini diatasi. Harus ada campur tangan Pemprov Jabar dan Pemerintah Pusat,” terang dia. Tokoh masyarakat setempat, Wahid mendukung permintaan Pemdes Eretan Wetan. Hal ini lantaran kondisi di Desa Eretan Wetan memang membutuhkan status tersebut yang sebenarnya bukan hanya terkait pemberian bantuan-bantuan logistik. Namun juga berkaitan dengan penanganan fisik atau infrastruktur secara cepat agar bencana rob tidak meluas atau bertambah parah akibat anomali cuaca. Apalagi dari informasi yang diterimanya, berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan dengan intensitas tinggi masih akan mengguyur wilayah pantura Bumi Wiraldora hingga beberapa hari ke depan. “Butuh penanganan total. Sehingga nanti hasilnya dari tahun ke tahun semakin berkurang robnya, diminimalisir. Bukan semakin bertambah. Supaya masyarakat bisa menjalani kehidupan yang normal,” terang dia. Sementara berdasarkan data asesmen yang dilakukan BPBD Indramayu beserta jajaran Muspika Kandanghaur, sedikitnya 1.707 unit rumah yang tersebar di Blok Pang Pang, Condong dan Prempu terendam banjir rob dengan ketinggian bervariasi. Genangan air juga merendam sejumlah tempat ibadah dan dua gedung SD. (kho)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: