Turki Kembali Dibom, 13 Orang Tewas

Turki Kembali Dibom, 13 Orang Tewas

JAKARTA - Suasana di Turki dengan berbagai aksi pengeboman semakin mencekam. Kali ini, sebuah bom dilaporkan meledak di depan Universitas Erciyes, Kayseri, Turki. Kedutaan Besar RI (KBRI) di Ankara pun memantau situasi di Turki meski belum mendapatkan perintah larangan berpergian. Pejabat Pelaksana Fungsi Penerangan dan Budaya KBRI Ankara Dyah Asmarani mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada pagi pukul 08.45 waktu setempat (12.45 WIB). Setelah mendapatkan informasi tersebut, pihaknya langsung menghubungi WNI yang berdomisili di kota yang jaraknya 300 km dari Ankara. \"Dari upaya kami, tidak ada WNI yang menjadi korban dari insiden tersebut,\" ujarnya saat dihubungi Jawa Pos (Radar Cirebon Group), Minggau (17/18). Dia menuturkan, jumlah WNI di kota Kayseri sendiri mencapai 54 WNI. Mereka kebanyakan pelajar dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan. Bahkan kebanyakan dari mereka merupakan mahasiswa Universitas Erciyes. Beruntung, ledakan tersebut terjadi pada hari Sabtu yang merupakan hari libur. \"Untuk sementara area sekitar ledakan bom memang steril. Namun, aktivitas di kota masih terus berjalan,\" jelasnya. Saat ini, situasi di Turki memang masih rawan. Sebelumnya, sudah terjadi ledakan di luar stadion Besiktas Vodafone pada 10 Desember kemarin. Insiden itu mengakibatkan 46 korban tewas. Sedangkan insiden kali ini sementara merenggut 13 korban jiwa. Terkait hal tersebut, Dyah mengaku belum ada peningkatan status bahaya yang dikeluarkan pemerintah Turki ataupun pemerintah Indonesia. Sehingga, pihaknya belum memutuskan untuk mengeluarkan peringatan perjalanan atau biasa disebut travel warning. \"Yang jelas, kami sudah mengimbau kepada seluruh WNI yang berada di Turki untuk berhati-hati. Kalau bisa, warga Indonesia yang sedang berada di sini bisa menghindari lokasi keramaian untuk sementara waktu,\" tegasnya. Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, terdapat sekitar 2.700 WNI di negara yang dipimpin Erdogan itu. Populasi WNI tebesar adalah di Istanbul dan sekitarnya yakni 800 jiwa. Sedangkan, 400 jiwa tinggal di ibukota Ankara. (bil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: