Petani Jatitujuh Cari Pupuk Sampai ke Indramayu

Petani Jatitujuh Cari Pupuk Sampai ke Indramayu

MAJALENGKA – Kekhawatiran sejumlah petani di Kabupaten Majalengka terkait sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi akhirnya terjadi, khususnya beberapa pekan terakhir. Seperti yang dialami petani di Kecamatan Jatitujuh, bahkan mereka sampai mencari pupuk bersubsidi ke luar daerah. Petani asal Jatitujuh, Sardiah (56) mengaku stok pupuk bersubsidi di wilayahnya itu sampai saat ini belum pulih seratus persen. Bahkan tidak hanya di Jatitujuh, melainkan di wilayah lain seperti Kertajati dan Ligung. Petani di desanya bahkan harus mencari ke Kabupaten Indramayu. Hal ini yang membuat ongkos kebutuhan petani bertambah, karena harus mencari pupuk sampai ke luar daerah. Itupun karena beberapa petani memiliki kerabat di luar daerah, dan membeli pupuk dengan cara memesan lebih dulu. Meski harganya dinilai jauh lebih tinggi. “Kebutuhan pupuk bersubsidi meningkat dan bertambah tapi tidak diimbangi stok. Petani sering kesulitan saat membutuhkan pupuk untuk tanaman padi yang baru berumur beberapa minggu ini,” keluhnya, kemarin (20/12). Menurut dia kondisi yang sering dihadapi petani itu merupakan masalah klasik, karena hampir setiap musim tanam pupuk bersubsidi sering tidak tersedia. Sehingga petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperoleh pupuk. Petani lainnya, Pandi (46) menambahkan pupuk bersubsidi beberapa pekan ini sering menghilang. Para petani mengaku kesulitan melakukan pemupukan padi. “Saya kurang mengerti dengan persoalan yang sedang dialami petani ini, karena kasus semacam ini juga pernah terjadi di Kabupaten Majalengka beberapa tahun sebelumnya,” imbuhnya. Kelangkaan pupuk bersubsidi khususnya urea dan NPK mengakibatkan harga melambung tinggi, karena para petani harus mencari ke luar daerah. Harga pupuk urea mencapai Rp205 ribu per kuintal. Padahal sebelum musim tanam harganya hanya sekitar Rp180 ribu per kuintal. Sedangkan untuk harga pupuk NPK Phonska mencapai Rp300 ribu per kuintal. “Padahal sebelumnya harganya kisaran 230 ribuan. Kami berharap ketersediaan pupuk kembali normal dan petani tidak kesulitan mendapatkan pupuk yang sangat diperlukan,” tandasnya. (ono)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: