Teroris Serpong Target Bom Enam Lokasi

Teroris Serpong Target Bom Enam Lokasi

JAKARTA- Empat terduga teroris yang dilumpuhkan Tim Densus 88 Antiteror di Tangerang Selatan (Tangsel) pada Rabu (21/12) dikaitkan dengan Bahrun Naim. Sosok yang dikenal sebagai pentolan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) di Indonesia itu disebut-sebut pernah berkomunikasi  dengan keempat terduga teroris, yakni Adam, Omen, Iriawan, dan Hilman yang masuk jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD) pimpinan Aman Abdurahman. Aman saat ini mendekam di LP Nusakambangan. “Pelaku yang di Tangsel tetap jaringan lama terkait Bahrun Naim. Mereka cuma sel-sel kecil saja,” kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat ditemui di Kawasan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat (Jakpus), kemarin (22/12). Tito menjelaskan bahwa modus serangan teror yang akan dipakai oleh keempat pelaku yakni menusuk anggota polisi di pos polisi Serpong dengan sangkur, dan menunggu polisi dan masyarakat datang ke lokasi. Dalam kondisi yang ramai oleh manusia tersebut, mereka kemudian melancarkan serangan bom bunuh diri. “Ada dua orang yang siap masuk ke dalam kerumunan dan meledakkan diri,” ungkap Tito tanpa menyebut nama dua orang yang dimaksud. Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Brigjen) Rikwanto mengatakan bahwa diperlukan cara khusus untuk mengatasi jaringan teroris yang terkait dengan Bahrun Naim. Pasalnya, sejumlah aksi teror yang belakangan terjadi di Indonesia turut diotaki oleh Bahrun Naim dari tempat yang jauh, diduga dari Syria. Beberapa aksi teror yang terkait dengan sosok Bahrun Naim yakni bom bunuh diri di Jl Thamrin pada 14 Januari, bom bunuh diri di Polres Kota Surakarta pada 5 Juli, teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Medan pada 28 Agustus, serangan di Pos Polisi Tangerang pada 20 Oktober, pelemparan bom molotov di gereja Samarinda pada 13 November, serta rencana aksi bom bunuh diri di depan Istana pada awal pekan lalu. Terakhir rencana serangan terhadap Pos Polisi di Serpong. “Sekarang Bahrun Naim ada di Syria. Dia punya cara tersendiri menggerakkan sel-sel kecil yang tersebar di Indonesia, yang tadinya diam tapi sekarang mulai bergerak,” tutur Rikwanto. Karena itu, dia mengatakan bahwa pihaknya akan mencari cara untuk memotong jalur komando Bahrun Naim ke jaringan teroris yang ada di Indonesia. Namun sayang dia enggan untuk menjelaskan lebih lanjut cara kerja polisi dalam upaya tersebut. Terpisah, Kabagpenum Polri Komisaris Besar (Kombes) Pol Martinus Sitompul mengatakan, tidak mudah untuk membawa pulang Bahrun Naim ke Indonesia. Selain keberadaannya yang saat ini diketahui berada di Syria, Bahrun Naim juga mendapat perlindungan dari kelompok ISIS internasional. “Tidak mudah membawa orang dari zona perang,” tandas Martinus. Namun, Martinus menyatakan bahwa Polri tidak mau kehabisan akal. Polri, lanjutnya, akan meminta bantuan internasional dalam hal ini Interpol untuk membantu pihak Indonesia menagkap dan membawa pulang Bahrun Naim. “Ya kalau data atau nama-nama teroris pasti telah tercatat di Interpol karena itu adalah kejahatan internasional, pasti akan tercatat,” ujarnya. Disinggung mengenai proses identifikasi terhadap jenazah tiga teroris yang tewas dalam aksi baku tembak dengan Densus 88 di Tangsel, yakni Omen, Iriawan, dan Hilman, Martinus menyatakan proses identifikasi belum selesai. “Ante mortem belum dilakukan karena pihak keluarga ketiga jenazah belum ada yang datang,” ujarnya. Sekadar diketahui, proses identifikasi ante moretem terhadap jenazah dilakukan dengan cara mengambil sampel DNA pihak keluarga untuk dicocokkan dengan DNA jenazah. Sementara untuk proses identifikasi post mortem yakni memeriksa ciri-ciri fisik seperti gigi dan kuku terhadap ketiga jenazah sudah rampung. “Proses Identifikasi terhadap barang-barangnya seperti KTP juga sudah selesai,” terang dia. Dia juga menambahkan bahwa selain menargetkan Pos Polisi di Serpong kelompok teroris Tangsel Adam Cs juga diduga menargetkan lima lokasi lainnya. Hal tersebut karena ditemukannya enam bom pipa yang siap meledak di dalam rumah kontrakan mereka usai baku tembak pada Rabu kemarin. “Enam tempat itu dugaannya, karena biasanya satu bom akan dipakai untuk satu lokasi. Tapi saya belum mendapatkan informasi lokasi lain selain Pos Polisi di Serpong itu,” imbuhnya. JAMIN NATAL DAN TAHUN BARU AMAN Sementara itu, pengmanan Natal tahun ini diwarnai beberapa penangkapan terduga teroris. Presiden Jokowi meminta aparat memberi perhatian lebih kepada aksi-aksi tersebut. Sebab, itu berkaitan dengan rasa aman di masyarakat selama Natal dan Tahun Baru. Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun memberi garansi keamanan kepada masyarakat. Dalam rapat terbatas di kantor Presiden kemarin, Jokowi kembali mengingatkan soal potensi teror. Dia emmberi perhatian khusus terhadap masalah keamanan dan ancaman terorisme. “Saya minta Densus 88 dan jajaran Polri agar hal yang berkaitan dnegan terorismen menjadi perhatian khusus,” ujarnya. Selain itu, dia juga meminta seluruh TNI mem-back up penuh Polri dalam menangani persoalan keamanan tersebut. Karena itulah, dalam ratas tersebut dia juga mengundang Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya selaku pemangku kewilayahan. Usai ratas, Kapolri Tito Karnavian menyatakan bahwa secara keseluruhan ada 21 tersangka yang ditangani oleh kepolisian. Saat ini, para tersangka yang masih hidup sedang menjalani proses hukum. Pihaknya masih mengembangkan apakah ada kelompok lain yang berhubungan dengan mereka. “Mudah-mudahan tidak ada. Kalau ada, akan kami kejar,” ujarnya. Penangkapan tersebut, lanjut Tito, diyaknini balak memberi efek detteren kepada kelompok lain bila memang masih ada. “Presiden sudah memerintahkan Kapolri Panglima TNI, dan Kepala BIN, untuk bersama-sama melakukan deteksi,” lanjut alumnus Akpol 1987 itu. Dia meminta masyarakat tidak khawatir dan merayakan Natal secara normal. Dia menjamin perayaan Natal dan tahun baru bakal berlangsung aman dengan pengawasan penuh dari aparat. Dia menjelaskan, target tradisional terorisme di Indonesia adalah Jakarta dan Bali. Dua kawasan itu mendapat perhatian utama, selain kawasan lain yang belum lama ini mulai muncul potensi teror. Seperti Jawa Tengah, NTB, termasuk juga Sumatera. Sejauh ini, belum ada kelompok lain yang muncul dari hasil pemeriksaan para tersangka. Mengenai pengamanan tempat ibadah selama Natal, Tito memastikan tidak hanya melibatkan jajarannya. “Kami akan libatkan pihak lain, seperti Banser, Pemuda Gereja, dan lainnya,” tambah Tito. ”Masyarakat silakan berlibur dengan tenang, biarkan kami yang menjamin keamanan,” tutupnya. (dod/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: