Tak Ada yang Angkut, Sampah di Lemahabang Menumpuk dan Meluber
CIREBON - Permasalahan sampah di Kabupaten Cirebon belum juga selesai. Titik tumpukan sampah di antaranya terdapat di pinggir Jalan Syekh Lemahabang, Desa Lemahabang Kulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Sampah yang cukup jauh dari pemukiman itu jumlahnya semakin meluber hingga ke jalan. Meski warga sudah memberikan papan pengumuman larangan membuang sampah dan menutup dengan pagar bambu, tapi tumpukan sampah tak bisa dihindarkan. Iwan Kurniawan, salah seorang warga mengatakan, sampah tersebut sudah menumpuk sejak lama. Sebelumnya, lokasi yang saat ini dipenuhi sampah itu dulu hanya lahan kosong. Namun, sejak beberapa bulan silam, berubah menjadi tempat sampah. Hal ini imbas dari gagalnya pengelolaan sampah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Cirebon. \"Ya dulu tidak sebanyak ini, sekarang semakin numpuk, tidak ada yang ngangkut,\" ujarnya kepada Radar Cirebon. Sampah yang berada di pinggir jalan itu, kata dia, memang cukup mengganggu pemandangan. Selain membuat kotor dan bau, juga bisa menimbulkan sumber penyakit. Pasalnya, sudah beberapa bulan, sampah menumpuk dan membusuk. Apalagi saat ini musim hujan, sampah basah yang terkena sinar matahari menimbulkan bau busuk dan mengundang lalat. Pemerintah Kabupaten Cirebon sebenarnya sudah mulai melakukan aksi program penyelesaian permasalahan sampah. Salah satunya dengan menggerakan dan membudayakan pengelolaan sampah berbasis desa melalui program bank sampah. Namun, hanya ada beberapa desa saja yang melakukannya. Cara pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan pemerintah desa ini, diyakini bisa mengurangi volume sampah rumah tangga yang jumlahnya meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat. Ketua Sanggar Lingkungan Hidup Cirebon, Cecep Supriatna mengatakan, pihaknya bersama Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Cirebon terus memberikan pemahaman kepada masyarakat di tiap kecamatan. Tujuannya, untuk membuka kesadaran warga dan juga menerapkan sistem pengelolaan sampah di tingkat masyarakat. \"Tindak lanjutnya, diharapkan adanya pembentukan tim pengelolaan sampah di tingkat desa,\" jelasnya. Mengingat persoalan sudah urgen, bagi desa yang sudah siap membentuk tim pengelolaan sampah, agar segera melakukan aksi. Sebab, di beberapa desa juga, sudah ada contoh yang melakukan pengelolaan sampah. Seperti di Sumber, Watubelah, Gempol, Sedong. \"Memang sudah banyak, tapi secara manajerial masih harus dibenahi. Karena ini system, maka harus ada pengelolaannya secara lebih profesional,\" sebutnya. Menurutnya, pengelolaan sampah memang sudah seharusnya seperti itu. Setiap desa nantinya bakal memiliki tim tersendiri yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) dari pemerintah desa setempat, untuk mengelola sampah di lingkup desa. Pengelolaan sampah ini dilakukan secara terpadu melalui sistem bank sampah, dan juga retribusi sampah. \"Di sini harus ada sumber daya manusia yang mengelolanya. Dengan bimbingan teknis ini, kita ingin meningkatkan itu. Sehingga pemahamam warga terhadap sampah ini bisa lebih baik. Begitu juga cara mengelola sampahnya,\" katanya lagi. Dengan sistem pengelolaan di dalamnya ada pemilahan dan pemanfaatan sampah. \"Kalau yang memiliki nilai ekonomis bisa dijual atau dengan di-recycle. Bisa dibuat kompos, pakan ternak dan biogas. Ini yang nanti akan disiapkan oleh BLHD,\" katanya. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: