Banjir Bandang Terjang Desa Nunuk Baru, Jembatan Putus, Masjid Hanyut
MAJALENGKA – Jembatan Desa Nunuk Baru, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, putus diterjang banjir bandang. Akibatnya, akses penghubung antara Dusun Cirelek menuju Nunuk Baru putus total. Selain itu bangunan masjid di SMP Islam Nunuk hanyut. Banjir bandang terjadi disebabkan sungai Cisuluheun meluap saat hujan deras, Senin (26/12) sekitar pukul 19.00 WIB. Peristiwa tersebut menambah deretan musibah di Desa Nunuk Baru setelah Maret 2016 lalu terjadi hal serupa. Akibat musibah Maret lalu, sebagian bangunan bangunan SMP Islam Nunuk hanyut. “Bangunan masjid tersebut hanya menyisakan dua ruang lagi. Sisanya hanyut terseret arus saat banjir bandang. Peristiwa tersebut juga mengakibatkan jembatan penghubung dua dusun atau akses ke balai desa putus,” jelas Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Majalengka, Kusmas saat meninjau lokasi, Selasa (27/12). Jembatan di blok Cirelek yang memiliki panjang 10 meter dan lebar 3 meter serta tinggi 3,5 meter itu ambruk sampai dasar sungai. BPBD sudah melakukan koordinasi dengan BMCK terkait rencana pembuatan jembatan darurat yang bersifat sementara. Minimal bisa diakses kendaraan roda dua. Nantinya BPBD akan membantu penyediaan beronjong sebagai salah satu media penahan di bawah dan samping jembatan tersebut. “Jadi nanti kita akan bantu pakai beronjong yang akan ditaruh di samping jembatan darurat. Beronjong tersebut berguna untuk menahan derasnya sungai serta menahan badan jembatan darurat. Meski bersifat sementara, minimal dapat memulihkan akses masyarakat,” imbuhnya. Pihaknya belum memastikan kapan pembuatan jembatan darurat tersebut. Yang jelas akan ditindaklanjuti sambil menunggu keputusan BMCK. Pihaknya juga mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut kepada leading sector terkait. Sementara salah seorang warga setempat, Jaja Sujai Ramasya mengaku banjir bandang untuk kesekian kalinya di Desa Nunuk Baru membuat masyarakat khawatir. Apalagi setelah menggerus bangunan sekolah, kali ini memutus akses warga. Jaja menduga, kondisi hutan di hulu kritis yang mengakibatkan air kiriman dari atas cukup tinggi. Sehingga dia berharap, pemerintah daerah segera melakukan upaya lebih. \"Banjir bandang yang merusak masjid dan jembatan tersebut terjadi sekitar pukul sembilan malam. Masyarakat di sini khawatir peristiwa susulan akan terjadi lagi dan lebih membahayakan keselamatan warga sekitar,” tuturnya. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: