Situasi Aleppo Terkini, Ini Laporan Perhimpunan Pelajar Indonesia

Situasi Aleppo Terkini, Ini Laporan Perhimpunan Pelajar Indonesia

DAMASKUS - Situasi Kota Aleppo, Suriah, saat ini semakin kondusif pasca direbut militer Bashar Asad dari pasukan pemberontak. Sebagian warga sipil sudah kembali dari pengungsian ke rumah masing-masing. Sebagian lagi belum bisa kembali karena areanya harus disterilkan terlebih dahulu dari ranjau dan bahan peledak lainnya.  \"Alhamdulillah, Aleppo smakin kondusif,\" kata Ahsin Mahrus, salah satu pelajar Indonesia di Damaskus, Suriah, kepada radarcirebon.com lewat Whatsapp. Akibat perang saudara yang berkepanjangan, membuat banyak kalangan bersimpati dan empati. Banyak kalangan berinisiatif menggalang dana bagi warga sipil Aleppo. Termasuk Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) yang menggalang dana untuk Suriah. Hasil penggalangan dana PPI lantas berkoordinasikan dengan KBRI Damaskus. \"Sudah kita sampaikan ke Bulan Sabit Merah Suriah,\" ujar Ahsin. PPI mengimbau masyarakat Indonesia yang ingin memberikan bantuan untuk warga Aleppo agar disalurkan melalui lembaga resmi yang dikordinasikan melalui perwakilan RI. Karena ada laporan, bantuan yang dikirim dari Indonesia tidak sampai kepada warga sipil. \"Yang sering bermasalah, lembaga-lembaga pengumpul dana itu tidak berkoordinasi dengan perwakilan kita (KBRI, red) dan juga tidak mengambil visa ketika masuk ke negara lain. Artinya mereka masuk ke negara lain secara ilegal,\" tutur Ahsin. Bagaimana dengan kondisi warga negara Indonesia (WNI) di Suriah? Menurut Ahsin, WNI yang menjadi pelajar berjumlah 20 orang. Mereka tergabung dalam PPI Suriah yang domisilinya di Damaskus. Jarak antara Aleppo dengan Damascus skitar 450 km. Sehingga semuanya dalam kondisi aman dan selamat. Para pelajar Indonesia juga tetap dapat beraktvitas secara normal. Mengenai WNI selain pelajar, masih banyak pembantu rumah tangga (PRT) yang tersebar hampir di semua provinsi Suriah. Termasuk di daerah-daerah konflik. Tapi, tidak ada data valid tentang jumlah mereka. \"Dulu ada beberapa PRT yang sempat jadi korban. Tapi untuk para pelajar, alhamdulillah tidak ada korban sama sekali,\" kata Akhsin. Saat Aleppo meletus perang sudara sejak 2012, ada sejumlah WNI yang terlibat. Tapi menurut Ahsin, bukan bagian dari PPI atau perkumpulan Alumni Syam Indonesia (Al-Syami). Ahsin menyebutkan, WNI yang terlibat konflik masuk ke berbagai kelompok milisi-milisi beresnjata yang ada di Suriah. Mereka semua masuk via Turki kemudian menyeberang ke wilayah Suriah jalur darat. Karena hampir semua perbatasan Turki-Suriah dikuasai pemberontak dan milisi-milisi radikal. Kecuali di wilayah Provinsi Lattakia dan beberapa titik yang dikuasai penjaga keamanan Suku Kurdi. \"Mereka ini yang harus diwaspadai bersama. Karena mereka banyak bergabung dengan milisi-milisi yang berpaham radikal,\" sebut Ahsin mengingatkan. Perang yang berlangsung di Suriah selama ini bukanlah konflik sektarian antara Syiah dengan Sunni. Melainkan konflik yang berkaitan erat dengan berbagai kepentingan politik regional dan global. Karena itu PPI mengimbau pemerintah Indonesia untuk lebih berperan aktif dalam penyelesaian konflik di Suriah melalui jalur diplomasi di forum-forum internasional. (hsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: