Catat Kenaikan Pasar Saham Nomor Dua Dunia

Catat Kenaikan Pasar Saham Nomor Dua Dunia

JAKARTA – Perjalanan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang 2016 berakhir di level 5.296,711. Pasar saham Indonesia mencatatkan kenaikan kumulatif 15,32 persen. Kenaikan itu merupakan yang tertinggi kedua di dunia setelah Thailand (19,62 persen). Pencapaian Indonesia mengalahkan pasar saham Inggris yang naik 13,71 persen dan Amerika Serikat (12,59 persen). Sementara itu, pasar saham Tiongkok minus 12,31 persen. Demikian juga Malaysia yang turun 3,00 persen; Filipina turun 1,60 persen; dan Singapura menipis 0,07 persen. “Capaian lain yang membanggakan adalah pasar surat utang, terutama surat utang korporasi kapitalisasinya menembus Rp113 triliun,” kata Menko Perekonomian Darmin Nasution saat menutup perdagangan saham Indonesia 2016 di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, kemarin. Meski begitu, Darmin menilai masih ada satu kekurangan. Yaitu, minimnya perusahaan tercatat alias emiten baru yang listing pada 2016. Hanya 15 perusahaan. “Terendah dalam tujuh tahun terakhir,” ujarnya. Darmin menilai, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari situasi global, termasuk efek Donald Trump sebagai presiden terpilih Amerika Serikat (AS). Menurut dia, AS tidak mungkin mendorong ekonominya ke arah terlalu jauh. Sebab, hal itu membuat dolar AS terlampau menguat. “Tidak usah risau,” tuturnya. Menanggapi minimnya emiten baru, Direktur Utama BEI Tito Sulistio menyatakan, targetnya memang 30 emiten baru. “Tanpa maksud membela diri, IPO secara global turun sekitar 70 persen. Jadi, kita tidak menjadi yang paling kecil, kita masih masuk lima besar untuk tambahan emiten baru yang listing,” terangnya. BEI akan mengajak lebih banyak perusahaan agar mau tercatat di bursa. Tito meyakini akan banyak dana yang masuk ke pasar modal Indonesia pada 2017. “Saatnya untuk memobilisasi dana jangka panjang,” katanya. Kepala Eksekutif Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida meyakini potensi pasar modal, terutama pasar saham, lebih positif pada 2017. Terlepas dari kondisi global yang belum pulih, situasi di dalam negeri cukup banyak sentimen positif. “Salah satunya tax amnesty. Ada repatriasi Rp143 triliun,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menuturkan, pencapaian pasar modal Indonesia sepanjang 2016 tidak terlepas dari stabilitas ekonomi tanah air. Pertumbuhan ekonomi sekitar 5,02 persen pada kuartal ketiga 2016 merupakan yang terbaik jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. “Kondisi ekonomi domestik yang tetap kuat? ini mendorong apresiasi rupiah dan penguatan IHSG,” katanya. (gen/dee/c5/ca)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: