Waduh, Trotoar Pekiringan Ditinggal Kabur Kontraktor
PEKIRINGAN – Kesemrawutan proyek dana alokasi khusus (DAK) Rp96 miliar, makin tampak. Dari pantauan kondisi lapangan, banyak yang ditinggal tanpa pengerjaan. Salah satunya trotoar di Jl Pekiringan. Pantauan Radar, hampir 50 meter trotoar di depan KIM Valas Money Changer dibiarkan tanpa pekerjaan. Begitu juga kondisi trotoar di seberang ruas jalan yang dikenal padat tersebut. Anehnya, trotoar tersebut dibiarkan tanpa penyelesaian. Batu alam yang sudah terpasang tidak dibarengi plester semen, sehingga pada beberapa titik banyak batu alam yang lepas. Ada juga yang menggunakan material bekas trotoar lama dipasangkan di bagian kanan kiri batu alam. “Nggak tahu ini mau dilanjut atau nggak,” ujar Tasripin, salah seorang pedagang di kawasan itu, kepada Radar, Sabtu (31/12). Menurutnya, pekerjaan trotoar di Jl Pekiringan sudah dihentikan hampir satu bulan. Setelah itu tidak ada pekerjaan lanjutan. Semula pedagang dan pemilik toko di kawasan itu mengira pekerjaan masih akan berlanjut. Sebab, banyak material seperti border trotoar dan pasir yang ditinggalkan di lokasi. “Nggak ngerti, itu ditinggal gitu aja. Apa masih mau dikerjain apa dianggap selesai. Tapi kalau belum selesai ya diselesaikan lah, masa sih ditinggal kayak gini,” tuturnya. Pejalan kaki di Jl Pekiringan, Dwi Handayani juga mengeluhkan kondisi trotoar yang belum diselesaikan. Sebab, trotoar yang berbahan batu alam itu seringkali membuat pejalan kaki tersandung. Kemudian, tidak ada peringatan ataupun pengaman supaya trotoar tidak mencelakakan masyarakat yang lalu lalang di kawasan itu. “Iya sih aneh, kok bolong-bolong gini. Bahaya kan bisa tersandung, kalau belum selesai ya ditulisin atau gimana lah,” ucapnya. Meski banyak carut marut di lapangan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) masih yakin, sampai batas waktu addendum berakhir pada Maret 2017, pekerjaan sudah selesai sepenuhnya. Sekretaris DPUPESDM, Ir Yudi Wahono DESS mengatakan, saat ini sudah mulai pencairan masuk sekitar 56 persen. Angka pencairan biasanya lebih rendah dari pekerjaan fisik lapangan yang dilakukan. Artinya, pekerjaan fisik dilapangan bisa lebih dari itu di angka sekitar 60 persen. “Intensitas hujan sudah mulai berkurang. Selama ini hujan menjadi kendala pekerjaan. Saya yakin progress bulan depan lebih meningkat,” ujarnya. Karena itu, Yudi dan tim sepanjang hari sampai dinihari selalu bekerja di kantor. Koordinasi dilakukan agar pekerjaan kontraktor sesuai masa addendum. Pasalnya, melebihi waktu addendum tidak akan ada lagi pekerjaan tambahan. “Januari-Maret mudah-mudahan sudah tidak ada hujan, jadi kerjaan bisa maksimal,” katanya. Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Cirebon, Drs Asep Dedi MSi mengingatkan pekerjaan DAK harus berjalan maksimal. Karena itu, kontraktor dan DPUPESDM harus terus berkomunikasi setiap waktu agar kendala yang ada dapat diselesaikan. Selama ini, sejak penambahan addendum pekerjaan mulai berjalan lebih cepat. Asep menegaskan percepatan pekerjaan tersebut harus dibarengi dengan kualitas pekerjaan. Dimana, pemenuhan spek menjadi acuan. “Kalau tidak sesuai spek walaupun sudah selesai, tidak dibayar,” tegasnya. (yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: