Kuota Haji Sulit Bertambah karena Kapasitas Mina

Kuota Haji Sulit Bertambah karena Kapasitas Mina

JAKARTA – Pemerintah Arab Saudi menetapkan kuota haji 2017 pada 4 Januari nanti. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap Indonesia mendapatkan tambahan kuota. Namun, hal itu bergantung pada keputusan Saudi. Meski renovasi perluasan Masjidilharam sudah rampung, ada pertimbangan lain dalam menentukan kuota haji. Salah satu yang krusial adalah kapasitas di Mina. “Kapasitas di Masjidilharam atau di Nabawi, Madinah, bisa ditambah. Tetapi, kapasitas di Mina sulit,” kata Lukman. Kawasan Mina terkait dengan ketentuan syar’i. Tidak bisa meluas. Kecuali, Saudi membangun tenda tingkat atau vertikal untuk menambah daya tampung. Nah, sampai saat ini belum ada program pembangunan tenda bertingkat di Mina. Kuota tetap jamaah haji Indonesia adalah 211 ribu orang. Namun, karena perluasan area Masjidilharam, sejak 2013 kuota tersebut dipangkas 20 persen. Akibatnya, kuota haji beberapa tahun terakhir tinggal 168.800 orang. Perinciannya, 155.200 jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus. Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Mochammad Jasin menyatakan, pihaknya telah menuntaskan monitoring penyelenggaraan haji 2016. Hasilnya? “Akomodasi dan katering sudah lebih bagus,” ujarnya. Beberapa sektor yang perlu peningkatan kualitas adalah pelayanan dari Arafah dan Mina. Peningkatan kualitas di dua tempat itu berhubungan dengan otoritas di Saudi. Indonesia ingin memperbaiki layanan di tenda Mina. Misalnya, memberikan penutup tenda dan water cooler. Tetapi, usul tersebut harus dibicarakan dulu dengan DPR karena menyangkut anggaran. Sebab, penambahan kualitas layanan itu menimbulkan ongkos tambahan. Bisa diambilkan dari biaya langsung (direct cost) atau biaya tidak langsung (indirect cost) haji. “Saya belum tahu BPIH (biaya penyelenggaraan ibadah haji) 2017 lebih mahal atau murah jika dibandingkan dengan tahun ini,” tuturnya. (wan/c14/ca)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: