Kafe Baru Menjamur, Harus Bisa Perang Konsep

Kafe Baru Menjamur, Harus Bisa Perang Konsep

CIREBON - Kini tak pusing lagi menentukan ingin makan siang atau hangout ke mana. Tunjuk saja deretan kafe dan tempat makan baru di Cirebon. Sepanjang Jalan Ciptomangunkusumo saja ada beberapa kafe baru, sebut saja Warunk Up Normal, Waroenk Nom Nom dan La Oceana. Selain itu, ada juga Eat Boss di Jalan Wahidin dan Kafe Betewe di Jalan Kartini, belum lagi di luar jalan protokol. Apa pengaruhnya bagi Cirebon kedatangan begitu banyak bisnis kuliner berlabel nasional? Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon Imam Reza Hakiki menyebut, semakin banyaknya wisata kuliner di Cirebon sah-sah saja. Justru hal ini bisa menjadi motivasi bagi pelaku bisnis kuliner yang sudah ada agar mampu merancang konsep yang lebih menarik. Kini eranya \"perang\" konsep, dengan segmen dan menu yang sama konsumen akan lebih tertarik jika punya konsep yang matang dan berbeda. \"Jangan nanggung, walau sama harus bisa memunculkan sisi menariknya. Bisa dari fasilitas, kebersihan, harga dan lainnya,\" ujarnya ditemui Radar Cirebon, Jumat (30/12). Menurut Kiki sapaan akrabnya mengatakan, ke depan bisnis kuliner di Cirebon masih bagus. Meski sama-sama menjamur seperti hotel, pangsa pasarnya berbeda. Makin banyak hotel di Cirebon dengan pasar yang hanya itu-itu saja, imbasnya akan lebih terasa. Belum lagi bisnis perhotelan segmennya menengah ke atas. Lain halnya dengan kuliner, walau pasarnya sama seperti hotel namun siapa saja bisa datang. Kafe dengan tempat yang nyaman kini mengandalkan menu instan seperti roti panggang, mi, susu dan lainnya. \"Akhirnya rasa jadi nomer sekian, tapi untuk yang rasanya benar-benar enak konsumennya nggak akan pindah ke yang lain,\" tuturnya. Konsep harus menjadi acuan utama para pelaku bisnis kuliner agar bisa dilirik konsumen. Jangan lupa fasilitas, harga dan penunjang lainnya, seperti wifi yang banyak dicari anak muda. Hadirnya brand kuliner dari luar kota juga harus menjadi motivasi bagi pelaku bisnis kuliner di daerah agar tergugah untuk bersaing secara kreatif dan berani mulai mem-franchise-kan brand-nya. Terpenting perputaran uang bisa lebih besar. Sayangnya, PHRI tak memiliki data rumah makan atau kafe baru yang hadir di Cirebon. Kiki menambahkan, di PHRI nasional pun memang didominasi hotel yang bergabung dibanding restauran, meski nama perhimpunannya hotel dan restauran. Di Cirebon pun hanya ada beberapa saja yang menjadi anggota PHRI. \"Kami nggak mengajak apalagi memaksa untuk bergabung, tapi memang PHRI di mana saja paling banyak hotel,\" pungkasnya. (tta)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: