Pasar Darurat Kosong Melompong
Pedagang Ngotot di Pasalaran, Renovasi Sangat Sulit Terwujud PLERED- Anggaran sebesar Rp751 juta untuk membangun pasar darurat tak mampu menggerakkan pedagang untuk pindah dari Pasar Pasalaran. Hingga kemarin (11/9), pedagang masih bertahan di lokasi lama. Bahkan beberapa pedagang yang semula pindah ke pasar darurat, kini sudah kembali ke Pasar Pasalaran. Akibatnya, kondisi pasar darurat kosong melompong. Pantauan Radar, Selasa (11/9), tak ada aktivitas apa-apa di pasar darurat. Beberapa pedagang yang ditemui, mengaku tidak akan merelokasi diri ke pasar sementara itu. Mereka tetap pada aturan sebelumnya bahwa hak pakai pasar oleh pedagang baru akan berakhir 2018. “Jadi sampai kapan pun kami akan tetap menempati Pasar Pasalaran. Pokoknya hingga 2018,” ujar Hj Asiri, salah seorang pedagang sembako. Hj Asiri juga mempertanyakan anggaran senilai Rp751 juta untuk pembuatan pasar darurat. Bagi dia, dana itu tidak sesuai dengan kondisi pasar yang sangat memprihatinkan. Semua pedagang, tambah dia, menganggap pasar darurat tak layak untuk aktivitas perdagangan. Soal tuntutan ke pihak Disperindag, termasuk rencana demo, dia mengaku belum mengetahuinya. Namun demikian pihaknya akan bereaksi jika Disperindag tetap ngotot melakukan renovasi. \"Untuk demo, saya rasa belum ada kabar. Tapi jika dari Disperindag tetap ngotot dan memaksa, kemungkinan besar kita juga akan tetap bereaksi. Kan jelas-jelas dalam perjanjian, pasar ini akan direnovasi enam tahun lagi. Jadi siapa yang salah dan ingkar,\" tanyanya. Tidak hanya itu, jika suatu saat dirinya bersama pedagang lain dipaksa untuk pindah ke pasar dararut, maka dirinya meminta pasar darurat diperbaiki sesuai dengan kondisi yang layak. \"Ya kalau kita dipaksa, kita inginnya kondisinya layak. Benerin saja dulu, masa pasar dari pagar gitu,\" tegasnya diamini pula oleh Ali, pedagang sayuran. Hal senada disampaikan Sukarba, pedagang beras. Sukarba meminta agar pasar darurat diperbaiki dan dibenahi lagi. \"Iya kan tempatnya saja masih seperti itu, bagaimana kita mau pindah, perbaiki saja dulu,\" ketusnya. Sebelumnya, Ketua Peguyuban Masyarakat Weru, Rifqi Sodiq, mengatakan kondisi saat ini merugikan pedagang. “Kerugian pedagang jelas, pedagang itu sampai pinjam ke rentenir, ke bank. Jika untuk modal dagang tentu menguntungkan pedagang, tapi ini untuk memperbaiki kios di pasar darurat. Jika Pak Dedi (bupati, red) mengklaim tidak ada pungutan, bisa datang ke pasar dan bertanya langsung ke pedagang. Ada oknum yang bermain,” tegas Rifqi Sodiq kepada Radar, Senin (10/9). Rifqi menambahkan, renovasi pasar merupakan program pemerintah yang tidak matang. Dia menegaskan bahwa renovasi bukan kemauan pedagang, melainkan didominasi oleh unsur kepentingan pihak-pihak tertentu. Penolakan pedagang pasar terhadap renovasi, ditambahkan Rifqi, bukan karena ada yang memprovokasi, tapi murni keinginan dari pedagang. Proyek renovasi atap Pasar Pasalaran juga dinilai sebagai proyek yang sia-sia. Sebab sebuah data yang didapatkan Rofiq menyebutkan bahwa tahun 2017 direncanakan Pasar Pasalaran akan dibongkar total dan dibangun pasar dua tingkat. “Sudah ada site plannya itu. Jadi untuk apa sekarang diperbaiki jika nanti akan dibongkar kembali,” tanyanya. (via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: