Hebat, Ekspor Tekstil Cirebon Tertinggi se Asean
SUMBER - Tingkat ekspor produk lokal asal Kabupaten Cirebon dinilai cukup tinggi hingga ke sejumlah negara Asean, Amerika, dan Eropa. Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon, Dini Dinarsih, mengatakan, cukup tingginya nilai ekspor produk lokal lebih disebabkan oleh pasar bebas dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang semakin berkembang. ”Karena dimungkinkannya pengusaha untuk mengekspor ke luar negeri, maka pelaku usaha pun semakin berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan pasar luar,” ujar Dini, kepada Radar, Jum’at (30/12) Menurutnya, ekspor tertinggi dari Kabupaten Cirebon berada pada sektor industri tekstil yang diekspor ke negara-negara Asia, Eropa, dan Amerika dengan nilai per tahun mencapai Rp 1,8 triliun. Disusul oleh industri rotan asal Desa Tegalwangi yang telah melegenda. “Dari tahun ke tahun, pengusaha rotan terus mengekspor produk mereka ke negara-negara di Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. Nilai terakhir pada tahun lalu mencapai Rp 1 triliun per tahun, dengan fluktuasi yang tidak begitu signifikan,” terangnya. Dini pun tidak menampik, tingginya ekspor tersebut masih mencakup impor bahan baku untuk memenuhi kebutuhan produksi. Hanya saja, hasil produksi yang dieskpor tetap lebih tinggi dibandingkan jumlah bahan baku yang telah diimpor. Namun, tingginya hasil produk lokal tidak diiringi dengan konsumsi masyarakat itu sendiri. Berlakunya MEA turut berpengaruh pada tidak terbendungnya produk impor yang masuk ke dalam negeri. Terlebih, pangsa pasar lokal dinilai terus menunjukan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan bagi pengimpor. Seperti yang terjadi pada produk rotan yang merupakan komoditi ekspor tinggi. “Masyarakat setempat, justru lebih banyak mengekspor dibandingkan memakai atau menjualnya di wilayah sendiri. Banyak produk impor yang masuk melalui outlet di kabupaten, yakni makanan, minuman, buah, hingga mainan. Beredar sangat banyak, menunjukan peminat kita yang cukup tinggi,” paparnya. Hal itu pun, lanjut dia, didukung dengan gaya hidup masyarakat lokal yang masih dinilai lebih mempercayai produk luar dibandingkan produk lokal. Padahal, bisa jadi barang impor tersebut memiliki kualitas rendah atau bahkan berada di bawah kualitas lokal. “Cirebon merupakan salah satu wilayah yang menjadi produsen berbagai produk lokal berkualitas. Oleh karena itu, pihak dinas pun menekankan, jika produk impor seharusnya hanya menjadi pilihan alternatif untuk digunakan. Apalagi, kualitas produk saat ini bisa semakin disejajarkan satu sama lain,” pungkasnya. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: