Saksi Awal Kebangkitan Indonesia
BANDUNG - Pekan pertama membuka tahun 2017, Bandung akan menjadi tonggak proses kebangkitan sepak bola Indonesia. Itu tidak lepas dari dipilihnya Kota Kembang sebagai tempat Kongres PSSI pertama sejak terpilihnya Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI baru. Minggu (8/1), bertempat di Hotel Aryadutha, Bandung, kongres itu akan dilaksanakan. Berbagai keputusan penting akan ditentukan, termasuk hak Persebaya 1927, Arema Indonesia, Persipasi Bekasi, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, Persewangi Banyuwangi, dan Lampung FC untuk berkompetisi di sepak bola tanah air. Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman mengharapkan, kongres tersebut bisa menyelesaikan segala persoalan yang ada. Termasuk keikutsertaan tim perserikatan Persebaya Surabaya. Selain itu, kompetisi Liga Indonesia 2017 bisa dirancang sebaik mungkin. Pasalnya, Liga 2017 ini adalah cermin akan kebangkitan sepakbola Indonesia yang mati suri kurang lebih dua tahun terakhir (2015-2016). “Harapan kemarin sudah lega, sudah terbentuk pengurusan baru, sehingga sudah mulai terbuka. Harapannya, persoalan yang masih mengganjal selesai dengan lancer. Misalnya soal Persebaya, dan soal lainnya. Itu harus diselesaikan agar dalam menjalani kompetisi berlangsung tenang,” harap Djanur, sapaan akrab Djadjang. Selain Kongres Tahunan PSSI, Bandung juga akan menjadi tuan rumah Special Tribute to Persipura yang mempertandingkan jawara Torabika Soccer Championship (TSC)-A 2016 melawan Persib. Persib adala kampiun Liga Indonesia 2014. Laga tersebut digelar sehari sebelum kongres, atau pada Sabtu besok (7/12). Tapi, pertandingan itu dipastikan tanpa kehadiran Djanur. Dia berhalangan hadir karena bertolak ke Thailand untuk mengikuti kursus kepelatihan, menyelesaikan lisensi A AFC. Posisinya digantikan sementara oleh para asisten seperti Herrie Setyawan, Yaya Sunarya, Asep Soemantri dan Anwar Sanusi. Laga persembahan untuk sang juara Persipura juga dipastikan bakal dimainkan beberapa pemain anyar Persib. Djanur tak mau menargetkan apapun pada partai itu karena persiapan yang mepet. Yang terpenting, kata dia, para pemainnya tetap fight mempertontonkan kekuatan terbaik. “Saya pikir realistis. Kita berusaha membuat yang terbaik. Tapi toh apapun hasilnya nanti, kalau tidak sesuai harapan, ya gimana lagi,” ucap Djanur dikutip Simamaung.com. “Buat saya, ini (lawan Persipura) tidak ideal. Harusnya nanti, seperti charity game. Tapi kalau untuk memeriahkan kongres, ya nggak apa-apa,” katanya menambahkan. (net/mid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: