Cirebon Timur Darurat Banjir, Warga Ngungsi di Pos Keamanan
CIREBON - Ancaman banjir masih terus berlanjut. Setelah diguyur hujan deras, sejumlah desa di wilayah timur Cirebon bersatatus darurat banjir. Berdasarkan data yang dihimpun Radar Cirebon, banjir menggenangi ribuan rumah di lima desa di Kecamatan Waled, tujuh desa di Kecamatan Gebang, dan dua desa di Kecamatan Pabedilan. Di Kecamatan Gebang misalnya, hingga Senin malam (2/1) banjir masih menggenangi pemukiman warga. Warga pun mengungsi di tempat seadanya. Ada yang berada di rumah saudara, ada yang mengungsi di pos keamanan, ada juga yang memilih menginap di balai desa. Dampak kerugian pun diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Aktivitas sebagian masyarakat pun terganggu. Terlebih dampak psikologis dan juga kesehatan warga. \"Yang paling dikhawatirkan dampak setelah banjir, terutama kesehatan warga,\" ucap Rohman, warga Desa Gebang Sawah. Banjir sendiri mulai terjadi di hulu sungai Ciberes yang berada di Desa Ciuyah. Kemudian melewati Desa Ambit, Gunungsari, Mekarsari dan Karangsari. Ketinggian air hingga satu meter lebih. Warga menyebut banjir tahun ini yang terparah. Kuwu Desa Gunungsari, Kecamatan Waled, Yoyo Sudharyo menyebutkan, perlu adanya penanganan serius agar banjir tidak selalu terjadi setiap musim hujan. Menurut dia, banjir sudah menjadi hal yang biasa dialami warga. Namun penanganannya belum juga berdampak. Dia mengusulkan, selain adanya pengerukan sungai Ciberes yang kerap meluap, juga dibuatkan sodetan agar memecah arus sungai Ciberes. \"Itu kan di Desa Ambit sudah dibikin senderan tanggul, jadi air larinya ke kita (Desa Gunungsari, red). Di Desa Ambit sudah mulai berkurang,\" ujarnya. Maka dari itu, pihaknya berharap penanganan banjir dilakukan secara komprehensif. Jangan sampai penanganan banjir parsial, di mana ditangani satu, muncul masalah di tempat lain. \"Rumah saya saja yang tadinya tidak terkena banjir, kini air masuk ke rumah sampai 30 sentimeter,\" ucapnya. Banjir juga menerjang Balai Desa Gunungsari dan Mekarsari serta sejumlah sekolah. Beruntung sekolah masih dalam masa liburan. Namun, sejumlah peralatan kantor terendam banjir. Banjir di Gunungsari surut sekitar siang hari. Warga pun membersihkan sisa banjir dari luapan sungai yang berlumpur itu. \"Lumpurnya banyak sekali, sampai masuk ke rumah-rumah,\" tukas Caswi, Warga Desa Mekarsari. Sementara Kaur Umum Desa Mekarsari, Ridun Susanto menyebutkan, ada sekitar 300-400 rumah di desanya terkena banjir. Ini merupakan banjir yang terparah selama musim hujan. Dia pun waswas karena puncak musim hujan masih terus berlangsung. Pemulihan kondisi pasca banjir yang masih belum selesai. Namun hujan sudah mau turun lagi. \"Ini saja sudah mendung lagi, khawatir ada luapan lagi,\" ucapnya. Dia pun berharap ada perhatian dari pemerintah daerah. Terutama untuk kebutuhan dapur umum bagi warga, berupa sembako, makanan, dan juga selimut. Mengingat saat ini banyak warga yang susah untuk melakukan aktivitas di rumah. Sementara itu, ketinggian air banjir terjadi di hilir sungai Ciberes yang berada di Kecamatan Gebang. Kondisi air laut yang pasang, ditambah kiriman air sungai Ciberes membuat ketinggian air tak surut-surut. \"Ini dari tadi pagi sudah mulai naik jam 3 pagi. Sampai sekarang belum surut-surut,\" ucap Rohman lagi. Sejumlah barang-barang milik warga tidak bisa terselamatkan. Menurutnya, Kecamatan Gebang yang berada di dataran rendah, kerap menjadi pembuangan air dari mana-mana. Terutama sungai Ciberes yang berada di Gebang Mekar. \"Ya sekarang airnya tinggi, padahal dulu masih rendah,\" ucapnya lagi. Dia berharap ada pintu untuk menahan air pembuangan dari sungai Ciberes. \"Ini kan masuk lewat saluran-saluran air,\" ucap Sakib dan Wirya, warga lainnya. Sementara itu, Warga Blok Petoran, Desa Gebang Mekar, Tarwini, juga terpaksa mengungsi di pos keamanan. Sejumlah barang dia angkut karena takut ada banjir susulan. Melihat situasi cuaca awan mendung yang masih terjadi adanya hujan. \"Barang-barang diungsikan dulu, di pos keamanan, tidur di sini,\" ucapnya. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: