Pusat Siapkan Rp 5 Miliar untuk Pengerukan Sungai Ciberes

Pusat Siapkan Rp 5 Miliar untuk Pengerukan Sungai Ciberes

CIREBON - Persoalan banjir yang cukup serius di Kabupaten Cirebon, membuat tim dari Jakarta turun tangan. Rombongan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) menemui Bupati Sunjaya Purwadisastra di kantornya, Kamis (5/1) sore. Rombongan Kemenpupera di antaranya BBWSCC, Bina Marga serta Cipta Karya pusat, dipimpin Anggota Komisi V DPR RI, Yoseph Umar Hadi. Bupati Sunjaya mengatakan, pertemuan dengan rombongan Kemenpupera dalam rangka membahas banjir yang menjadi langganan di Kabupaten Cirebon. “Kita kumpulkan dan bahas, agar tidak ada lagi banjir. Saya berharap, baik BBWS, Bina Marga serta Cipta Karya pusat bisa segera melakukan penanganan khusus, untuk antisipasi agar banjir tidak terjadi lagi di Kabupaten Cirebon, khususnya di Gebang dan Waled,” ujarnya. Sunjaya membeberkan, banyak faktor yang menjadi penyebab banjir di Kabupaten Cirebon. Di antaranya faktor cuaca hujan yang ekstrem. Ditambah lagi dengan Sungai Ciberes yang mengalami pendangkalan. Faktor lainnya, karena laut yang mengalami rob. Sehingga, air dari Kuningan melalui Cieberes harusnya sudah langsung ke laut, tetapi karena lautnya mengalami rob, maka air itu balik lagi dan meluap ke rumah warga. Kepala BBWSCC, Muhammad Majid mengatakan, akan segera melakukan pengerukan dan upaya menata Sungai Ciberes, agar tidak lagi menyebabkan banjir pada tahun 2017. “Di dalam dokumen anggaran kita untuk tahun 2017, ada sekitar Rp 5 miliar lebih. Saat ini, sudah dalam proses lelang. Mudah-mudahan, tidak lama lagi bisa ditindaklanjuti,” ujar Majid. Menurutnya, yang menjadi hambatan dalam perbaikan Sungai Ciberes, karena masyarakat tidak ingin lahannya terkena imbas pengerukan sungai. Untuk itu, BBWSCC tetap membutuhkan dukungan penyelesaian permasalahan sosial. Karena yang menjadi problem pokok kemarin, Ciberes sedikit terlambat ditangani sebab masalah lahan. \"Sekarang lagi kita tangani dengan alokasi anggaran Rp 5 miliar. Sisanya akan segera kita lanjutkan untuk program berikutnya. Kami berharap, lahan itu menjadi solusi yang bisa mendukung,” ungkapnya. Majid mengungkapkan, penyebab banjir luapan Sungai Ciberes lebih disebabkan sedimentasi yang sangat cepat terjadi. Karena kawasan non CAT. \"Artinya, dari sisi geologi ketika permukaan tanah terkena curah hujan ini mudah tererosi. Ini yang mempercepat terjadinya sedimentasi di Sungai Ciberes,” papar Majid. Majid mengatakan, sepanjang Sungai Cimanuk hingga Cisanggarung yang menjadi area kerjanya, ada sekitar 599 titik yang kondisinya sangat kritis. Dia mengakui, kecepatan melakukan penanganan dengan tingkat kecepatan kerusakan, tidak berimbang. Dan, faktor yang mempercepat, salah satunya kondisi morfologi yang disebabkan oleh manusia. “Misalnya, ada penambangan di sungai. Inikan menimbulkan dampak turbulensi,” jelasnya. Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Yoseph Umarhadi mengatakan, sengaja menemui bupati dengan membawa BBWSCC, Cipta Karya dan Bina Marga, untuk membahas agar Kabupaten Cirebon tidak menjadi langganan banjir. “Kami selaku wakil rakyat sudah menyampaikan permasalahan banjir ini, baik ke pemerintah pusat maupun daerah,” ujarnya singkat. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: