Bekas Galian Batu di Desa Setianegara; Jadi Objek Wisata dan  Dikelola Pondok Pesantren

Bekas Galian Batu di Desa Setianegara; Jadi Objek Wisata dan  Dikelola Pondok Pesantren

Objek wisata di Kabupaten Kuningan semakin bertambah. Dari sekian objek wisata yang ada di Kota Kuda, mayoritas masih mengandalkan panorama alam sebagai daya jualnya. Saat musim liburan seperti sekarang ini, kawasan objek wisata menjadi jugjugan masyarakat terutama dari luar daerah. Salah satunya bekas penambangan batu yang berada di Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus. Laporan: Agus Panther, Cilimus SEMULA tidak ada yang menyangka jika bekas penambangan batu dan kemudian menjadi lokasi pembuangan sampah warga Setianegara, bisa diubah menjadi tempat wisata yang cukup menjanjikan mendatangkan pemasukan. Potensi besar itu rupanya tercium oleh pengelola pondok pesantren yang ada di desa tersebut. Perlahan namun pasti, kawasan yang dulunya dibiarkan tak terurus mulai ditata oleh ponpes. Beberapa gazebo dengan format terbuka dibangun dan dibuatkan jalan di area bekas penambangan. Di sebelah barat, menjulang batuan berwarna hitam dengan posisi vertikal. Sayangnya, area taman di eks penambangan batu dan tempat pembuangan sampah itu belum sepenuhnya tertata dengan baik. Alhasil jumlah wisatawan yang datang juga masih bisa dihitung dengan jari. Kecuali ketika libur tahun baru, banyak pengunjung yang datang. Umumnya, mereka hanya sekadar ingin tahu kondisi di dalam area bekas penambangan batu. Apalagi tiket masuknya juga cukup terjangkau kantong pengunjung yakni Rp5 ribu/orang. Namun di tempat tersebut belum tersedia fasilitas pendukung seperti toilet, kafetaria dan sarana bermain anak. Dari pantauan Radar, tempat tersebut masih dibiarkan alami seperti ketika ditinggalkan para penambang batu, beberapa tahun lalu. Pihak ponpes hanya membangun gazebo berukuran kecil dan jalan yang belum diaspal di area tersebut. Begitu juga area parkir belum tertata dengan baik. Pengunjung juga kesulitan mendapatkan asupan makanan lantaran belum tersedia kafetaria atau warung makan. Praktis pengunjung harus membawa makanan sendiri jika tidak ingin kelaparan. Bobi, penjaga tiket mengatakan, jumlah pengunjung yang datang tidak terlalu banyak sejak dibuka beberapa waktu lalu. Di tempat ini juga belum ada sarana penunjang yang dibutuhkan pengunjung. “Saya warga di sini, dan kebetulan diminta untuk menjaga pintu masuk. Pengelolanya yakni dari pesantren. Tiket masuknya hanya Rp5 ribu per orang. Kata pemiliknya, kawasan ini ditata bertahap karena membutuhkan uang yang tidak sedikit. Sekarang baru ada gazebo saja, belum ada yang lainnya,” tutur Bobi kepada Radar. Kemarin (7/1), beberapa pengunjung baik yang menggunakan motor maupun mobil nampak berada di area eks penambangan. Pengunjung yang mengaku bernama Rudi asal Majalengka itu tidak sengaja ingin rekreasi ke tempat tersebut. Dia mengatakan, saat melihat ada area wisata baru, dia langsung membelokan mobilnya ke dalam eks penambangan batu. “Dulu sering lewat kalau mau ke Kuningan dari Majalengka. Tapi tidak menyangka kalau bekas penambangan ini disulap menjadi tempat wisata. Saran saya, pengelola harus membereskan dulu sarananya kemudian menambah fasilitas bermain anak kalau ingin ramai. Kalau tidak ada penataan, dan dibiarkan seperti sekarang ini, saya yakin pengunjung juga akan sedikit,” tuturnya. Sementara, warga setempat Saepudin menerangkan, setahu dirinya, eks kawasan penambangan batu ini dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga di desanya. Dia juga baru tahu jika kawasan itu diubah oleh pemiliknya menjadi tempat wisata. “Kemarin saya ngecek ke sana, ternyata memang lokasi itu sudah mulai ditata. Dulu-dulu tempat tersebut dijadikan TPSA oleh warga Setianegara. Sekarang saya tidak tahu sampah rumah tangga warga Setianegara akan dibuang kemana, karena bekas penambangan sudah diubah menjadi lokasi wisata,” ungkapnya. (*)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: