Pesebaya Kembali Berlaga di Divisi Utama

Pesebaya Kembali Berlaga di Divisi Utama

BANDUNG – Persebaya Surabaya bakal kembali berkiprah di kompetisi sepak bola nasional. Kongres Tahunan PSSI di Hotel Aryaduta, Bandung kemarin (8/1), memutuskan mengakui kembali status keanggotaan Persebaya dan menetapkan klub berjuluk Green Force itu sebagai peserta Divisi Utama Liga Indonesia musim 2017. Pengambilan keputusan mengenai status Persebaya berjalan mulus. Kongres pun berjalan sangat singkat, sekitar satu jam. Sidang dimulai pukul 10.30, ditutup pukul 11.35. Padahal, kongres yang mengusung 13 agenda tersebut awalnya dijadwalkan selesai pukul 15.00. Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi yang memimpin kongres bersama Sekjen Ade Wellington sejak awal meminta para voter (pemilik suara) tidak lagi berpolemik soal status Persebaya dan enam klub lainnya. Yakni Arema Indonesia, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, Persewangi Banyuwangi, Persipasi Bekasi, dan Lampung FC. ”Terkhusus untuk Surabaya, tanpa mengecilkan klub lainnya, izinkan saya untuk menentukan ini. Persebaya saya tetapkan masuk Divisi Utama,” kata Edy yang langsung disambut tepuk tangan peserta kongres. Menurut Edy, ada lima klub legendaris di Indonesia yang memberikan andil besar dalam sejarah persepakbolaan tanah air. Lima klub itu adalah PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Persija Jakarta, dan PSMS Medan. ”Saya tidak mau tanya lagi setuju atau tidak setuju. Langsung saja saya ketuk palunya sebagai tanda setuju,” ujar pria berpangkat letnan jenderal yang juga panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu. CEO PT Persebaya Indonesia (PI) Cholid Ghoromah dan Manajer Persebaya Choesnoel Farid yang duduk di kursi peninjau langsung bersalaman. Sementara itu, Kardi Suwito, direktur pengembangan usaha dan bisnis Persebaya, menelepon salah seorang suporter Persebaya (Bonek) yang ada di GOR Pajajaran, Bandung, untuk mengabarkan keputusan kongres tahunan tersebut. Para peninjau yang lain juga langsung mendatangi para petinggi klub yang bermarkas di Jalan Karanggayam itu untuk mengucapkan selamat. Edy lantas melanjutkan mengambil keputusan terkait dengan enam klub selain Persebaya. PSSI mengakui kembali status enam klub tersebut dan memasukkan mereka sebagai kontestan Liga Nusantara (Linus). ”Ibarat orang yang baru sembuh dari masa amputasi, dia harus diberi kesempatan untuk belajar berjalan,” tutur pria 55 tahun itu. Tidak ada satu pun peserta kongres yang berani menolak keputusan tersebut. Padahal, sebelum kongres dimulai, suara-suara penolakan terhadap kembalinya Persebaya ke Divisi Utama masih santer. Beberapa voter menyuarakan agar Persebaya dan enam klub lainnya sama-sama masuk Linus. Haruna Soemitro, yang hadir sebagai voter mewakili Madura United (Pelita Bandung Raya), mengusulkan agar kongres juga mengesahkan perubahan nama sejumlah klub. Dia menyebut Bhayangkara FC, Madura United, PS TNI, Bali United, dan Persebaya. Persebaya dalam kongres kemarin memang masih disebut sebagai Persebaya 1927. Menanggapi usul itu, Edy mengatakan, akan ada penyesuaian nama-nama klub. Tapi tidak perlu melalui kongres. Hal tersebut diperkuat penjelasan dari Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono. Menurut Joko, nanti perubahan nama itu disesuaikan Executive Committee (Exco) PSSI. Dia menjamin tidak akan ada lagi kerancuan soal nama klub. Anggota Exco PSSI Hidayat menambahkan, Persebaya akan terdaftar dengan nama Persebaya Surabaya, bukan Persebaya 1927. Begitu pula Bhayangkara FC yang akan memakai namanya sendiri. Tidak lagi meminjam nama Persebaya. Hal yang sama berlaku pada PS TNI, Bali United, Madura United, dan Arema FC (sebelumnya Arema Cronus). ”Toh, nama dan identitas sebuah tim adalah domain Exco, jadi bisa dibenarkan di Exco,” terangnya. Hidayat juga menyatakan bersyukur atas kembalinya Persebaya. ”Niat pertama saya setelah terpilih sebagai anggota Exco PSSI adalah mengembalikan eksistensi Persebaya,” ungkapnya. Sinyal positif tentang nasib Persebaya terlihat ketika Menpora Imam Nahrawi menghadiri pembukaan kongres. Sejak awal Nahrawi mengatakan bakal hadir di kongres apabila Persebaya dan enam klub lain disahkan PSSI. ”Alhamdulillah, PSSI memenuhi janjinya,” kata Imam. ”Manajemen Persebaya Surabaya harus segera mempersiapkan tim yang kuat dan tangguh sehingga bisa juara. Itu semua untuk bisa menjawab kerinduan dan perjuangan panjang Bonek selama ini,” tambah Menpora. CEO PT PI Cholid Ghoromah tak bisa menyembunyikan kegembiraan. Seusai kongres, dia sibuk menerima ucapan selamat dari para peserta kongres. Menurut Cholid, keputusan PSSI tersebut sudah ditunggu sejak 2010. Dia mengajak semua pihak menutup luka lama dan menatap ke depan. ”Kami bersyukur bisa berkompetisi lagi. Meski di Divisi Utama, kami akan menyiapkan tim rasa ISL (Indonesia Super League),” kata Cholid. Keputusan PSSI itu langsung disambut dengan pekik histeris dan ucapan syukur oleh ribuan Bonek yang berkumpul di GOR Pajajaran. ”Ini adalah kemenangan sepak bola Indonesia. Terima kasih kepada PSSI dan Ketua Umum Edy Rahmayadi,” ujar Andie ”Peci” Kristiantono, juru bicara Bonek. Bonek sempat memacetkan Jalan Pajajaran, Bandung. Mereka bernyanyi dan bersorak bersama Viking, suporter Persib Bandung, di tengah jalan. Petugas keamanan kemudian menggiring mereka kembali ke kompleks GOR Pajajaran. Siang kemarin rombongan Bonek mulai kembali ke Surabaya. Terutama yang menggunakan bus carteran. Suporter Persebaya yang naik kereta api meninggalkan Bandung pagi ini. Sementara itu, yang berangkat secara estafet diantar polisi hingga perbatasan Jawa Tengah. Mereka bakal meneruskan perjalanan ke Surabaya secara estafet. (ben/c9/tom/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: