Sudah Sebulan, Lahan Semanggen Terendam

Sudah Sebulan, Lahan Semanggen Terendam

ANJATAN – Sudah hampir sebulan, genangan air yang merendam puluhan hektare lahan semanggen di Desa Anjatan Utara, Kecamatan Anjatan tak kunjung surut. Imbasnya, selama itu pula produksi semanggen terhenti. Para petani maupun pemilik lahanpun kelimpungan lantaran tak lagi memperoleh pundi-pundi rupiah dari penjualan tanaman yang diambil daunnya sebagai bahan baku rumbah itu. Bahkan, meskipun lahan semanggen yang berlokasi di pinggir jalan raya Jenderal Achmad Yani Anjatan itu kini berubah menjadi kolam pemancingan dadakan, pemilik dan petani semanggen tetap tak mendapatkan kompensasi apa-apa. Kuwu Anjatan Utara Asmono mengungkapkan, banjir yang merendam puluhan hektare lahan semanggen terjadi sejak sebulan lalu bersamaan dengan datangnya curah hujan tinggi. Lokasinya yang berada di cekungan serta di bawah saluran pembuang, membuat air sulit surut. Tak hanya petani semanggen, petani padi yang sawahnya berdekatan dengan lahan semanggen juga tidak bisa melakukan percepatan tanam. “Ini yang terparah, biasanya cepat surut,” ucap dia kepada Radar, Kamis (12/1). Untuk membantu petani semanggen kembali bisa produksi, pihaknya berencana melakukan pompanisasi atau penyedotan air. Meski tidak langsung membuat banjir surut, upaya itu diyakini dapat meminimalisir genangan. “Kebetulan desa kami memiliki mesin diesel untuk pompanisasi. Teknis penyedotannya nanti kita rembukan dengan pemilik lahan,” terang Kuwu Asmono. Ikhtiar ini dilakukan, tambah dia, lantaran pertanian semanggen menjadi salah satu potensi yang dimiliki penduduk di Desa Anjatan Utara. Itu setelah, lahan tidak produktif khususnya di blok Balai Desa disulap menjadi lahan semanggen yang daunnya diburu warga dari berbagai pelosok daerah untuk bahan baku rumbah atau pecel. “Dulunya lahan ini nganggur. Hanya tumbuh eceng gondok saja. Tapi setelah ditanam semanggen, justru produktif dan menghasilkan,” tandasnya. (kho)        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: