Sumono Bangun Gubuk karena di Rumah Mertua Penghuninya 19 Orang

Sumono Bangun Gubuk karena di Rumah Mertua Penghuninya 19 Orang

Sumono (30) beserta istri dan anak-anaknya duduk termenung di depan gubuknya yang reyot. Gubuk itu berdinding terpal serta berlantai tikar yang usang. Tak bisa dibayangkan, apa yang terjadi saat hujan lebat dan angin kencang. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon PEMBANGUNAN hotel-hotel hingga kafe-kafe baru di Kota Cirebon tak sejalan dengan kondisi ekonomi dan kehidupan sebagian warga. Masih ada wajah dan potret kemiskinan di sudut kota. Seperti keluarga pasangan Sumono (30) dan Nurlela (32) yang tinggal di gubuk sederhana. Letaknya tak jauh dari pusat kota, tepatnya di kawasan Langensari Baru, Kecamatan Kesambi. Tak layak disebut rumah, karena tempat tinggal Sumono dan keluarganya hanya berdinding terpal berukuran 4×4 meter. Untuk menuju kediaman keluarga ini, harus melewati kali kecil yang hanya terhubung dengan kayu seadanya. Di samping gubuknya, ada sepetak tanah yang digunakan Sumono untuk menanam singkong. \"Kalau gak ada uang untuk beli beras, kami makan singkong rebus diambil dari hasil menanam. Nah kalau singkongnya gak ada juga, ya gak makan,\" ujar Sumono, kepada wartawan koran ini yang datang bersama Jurnalis Cirebon Berbagi. Sumono bercerita, sebelum bermukim di gubuk ini, dia bersama keluarga tinggal bersama mertuanya Suminah (64) di Warnasari, Kesambi. Tetapi karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya ia membangun tempat tinggal sendiri. \"Ada 19 orang di rumah mertua saya, kan gak mungkin terus-terusan begitu, kebanyakan orang. Saya nekat bangun sendiri disini,\" ceritanya. Sumono mengaku awalnya tak tahu pemilik tanah dari gubuk yang dibangunnya itu. Saat itu, ia hanya meminta izin kepada RT dan RW setempat. Sampai suatu hari, pemilik tanah datang dan menanyakan keberadaan gubuk Sumono. \"Yang punya tanah datang, nanyain ke saya, bersyukur beliau gak marah. Orangnya santun sekali malah katanya gak apa-apa saya tinggal disini,\" ungkapnya. Kehidupan pasangan suami istri ini memprihatinkan. Hidup di bawah garis kemiskinan, keduanya harus tabah dan selalu bekerja keras untuk menghidupi kelima anaknya yang saat ini masih kecil-kecil. Sumono memang bekerja sebagai kuli bangunan. Penghasilannya hanya cukup untuk biaya makan. Namun, karena sakit paru-paru yang diderita, Sumono tak bisa bekerja maksimal. \"Saya juga bingung, kalau gak sakit pasti kerja cari uang. Gak mau ngerepotin orang,\" bebernya. Untuk berobat, Sumono mengaku sudah memiliki kartu BPJS, sehingga bisa gratis. Namun yang membuatnya sedih bila ingat anak-anaknya yang harus tetap sekolah. \"Sudah mengajukan ke dinas terkait supaya anak-anak bisa dapat Kartu Indonesia Pintar (KIP) tapi sampe sekarang susah sekali prosesnya,\" tuturnya. Bukan hanya itu, penderitaan lainnya yakni untuk keperluan listrik Sumono harus numpang dari kolam pemancingan di depan gubuknya. Untuk MCK sehari-hari, keluarga ini hanya memiliki air dari penampungan bak tanah yang digali alakadarnya. Sebelum tinggal di gubuk itu, Sumono dan keluarganya sempat hijrah ke Bandung. Disana, Sumono dan sang istri memulung untuk memenuhi kebutuhan hidup. \"Waktu di Bandung mulung sehari dapat sih Rp100 ribu, di Cirebon agak susah ya karena sudah tertib. Di Bandung juga anak-anak sekolah tenang gak mikirin biaya, di Cirebon pas masuk banyak biaya ini itu, ya beli seragam misalnya,\" terangnya. Kemuraman Sumono sejenak berubah menjadi rona bahagia saat sejumlah wartawan Cirebon yang tergabung dalam Jurnalis Cirebon Berbagi (JCB) datang. Kedatangan JCB untuk memberi bantuan sekaligus mengetahui secara langsung kondisi Sumono dan keluarganya. \"Terimakasih sekali atas perhatian rekan-rekan jurnalis. Mudah-mudahan sukses dan segala kebaikan  mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT,\" katanya. Sementara itu, salah satu jurnalis, Frans M mengatakan tidak banyak bantuan yang bisa diberikan kepada keluarga Sumono. Pihaknya berharap bantuan tersebut mampu mengurangi beban Sumono dan keluarganya. \"Bantuan berupa sembako dan sedikit uang tunai. Setidaknya bisa membantu meringankan beban Pak Sumono keluarganya,\" harapnya. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: