Warga Curug Kandanghaur Takut Ada Serangan Susulan

Warga Curug Kandanghaur Takut Ada Serangan Susulan

KANDANGHAUR – Trauma masih dialami ratusan warga Dusun Bojong, Desa Curug, Kecamatan Kandanghaur, Jumat (13/1). Pasca aksi penyerangan yang dilakukan ribuan orang dari Desa Parean Girang, Ilir dan Bulak, mereka ogah balik kampung. Jelas saja mereka belum mau kembali ke rumahnya masing-masing. Rumah mereka hancur, mayoritas tak lagi bisa ditinggali. Warga juga masih merasa was-was serangan susulan kembali terjadi. Anita (38) misalnya, bersama suami dan anaknya warga Blok Bojong RT 01 RW 01 ini memilih tidur di rumah salah satu kerabatnya di Blok Gupit, Desa Plawangan, Kecamatan Bongas. Ia merupakan salah satu warga yang rumahnya dirusak dan dijarah saat penyerangan masa terjadi. Anita tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga. \"Televisi dan barang-barang berharga yang ada di rumah rusak. Hancur semua,” ujarnya sedih. Dia mengaku akan tetap bertahan di rumah saudaranya sampai kondisi benar-benar aman. Keberadaan aparat keamanan dan kondusifnya situasi tak membuatnya berniat cepat-cepat kembali ke Desa Curug. Senada juga dilontarkan salah seorang ibu berusia sekitar 50 tahun. Bahkan, penyerangan ribuan massa pada Selasa sore (10/1) lalu membuat dia dan keluarganya depresi. Sebab, tidak hanya kediamannya yang rusak. Satu unit handphone serta uang tunai Rp2 juta ikut raib entah kemana. “Dijarah habis rumah saya, padahal uang itu saya simpan di bawah kasur. Hilang juga,” ungkap wanita paruh baya ini. Dia juga tidak habis pikir, kenapa massa sampai bertindak anarkis hingga membuat warga sekampung ketakutan setengah mati. Mereka seolah tidak peduli siapa di dalam rumah. “Ada nenek-nenek yang sampai shock berat, tetangga saya yang lagi hamil sampai lari terbirit-birit. Memohon rumahnya jangan dirusak, massa tidak peduli,” ketusnya. Warga lainnya, Andi mengaku saat kejadian tidak mengetahui apa latar belakang sehingga massa dari tiga desa tetangga itu mengamuk dan melakukan penyerangan di tempat tinggalnya. “Saya juga tidak tahu apa asal muasalnya,” kata dia. Ia cerita, para pelaku melakukan penyerangan pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB. Ribuan massa tiba-tiba menyerang dan melempari rumah-rumah warga menggunakan batu dan benda keras lainnya. Tidak ada ampun. Penduduk setempat kabur, lari tunggang langgang. Beruntung pula, dirinya dan semua anggota keluarganya tak terluka dalam insiden itu. Aksi massa baru benar-benar berhenti setelah aparat keamanan tiba di lokasi. Sementara, pantauan Radar di lapangan, sejumlah warga yang rumahnya rusak mulai melakukan bersih-bersih. Tampak barang-barang berharga, di antaranya televisi, lemari es, lemari pakaian, dan kursi, rusak tak berbentuk. Sejumlah ternak milik warga ditemukan mati. Polisi dan aparat TNI juga masih berjaga-jaga di pinggir jalan dan sekitar rumah warga. Guna memberikan rasa aman, petugas melakukan patroli dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak terprovokasi dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab. Namun begitu, aktivitas penduduk setempat belum pulih benar. Banyak pedagang yang belum membuka toko mereka karena masih merasa takut. (kho)        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: