Bersaing Jadi Host Piala Dunia 2026

Bersaing Jadi Host Piala Dunia 2026

ZURICH - Sepanjang histori Piala Dunia, hanya dua co host yang pernah jadi opsi. Itu hanya terjadi pada edisi 2002 di Korsel-Jepang. Itu saja jumlah laganya cuma 64. Tidak sampai 80 laga seperti yang terjadi saat Piala Dunia 2026 mendatang. Karenanya, muncul opsi untuk format co host lebih dari dua negara. Dan, trio negara Concacaf jadi yang terdepan. Yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Zona Amerika Utara jadi kandidat terkuat setelah Asia (AFC) dan Eropa (UEFA) tidak boleh mengikuti bidding Piala Dunia 2026 karena dua konfederasi ini sudah mendapat jatah di Piala Dunia 2018 (Rusia) dan 2022 (Qatar). Diberitakan Fox Sports, negara  tuan rumah Copa America Centenario 2016 itu punya banyak aspek pendukung. Kamp latihan dengan kualitas nomor satu, plus akomodasi hotel dan transportasi yang memadai bagi 48 tim, AS siap menampung ribuan fans. \'\'Dengan kata lain, kans bagi calon host lain yang mereka tidak punya infrastruktur memadai bakal terbatas,\'\' sebut Presiden Federasi Sepak Bola AS USSF, Sunil  Gulati. Bahkan, menurut Gulati, AS bisa menentukan sendiri status mereka sebagai calon tuan rumah di Piala Dunia 2026 mendatang. \'\'Baik maju sebagai single host, atau dengan satu dan dua negara tetangga kami sekaligus juga bisa,\'\' lanjut Gulati. Ketiga negara tersebut sudah mengajukan konsep triple host ke FIFA per 14 Oktober lalu. Sebelum resmi mengajukan, ketiga negara itu sudah mematangkannya sejak 2012. Kanada yang lebih dulu mengajukan sejak Juli empat tahun lalu. Victor Montagliani sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Kanada CSA sekaligus vice president FIFA memahami apabila AS punya hasrat jadi single host di Piala Dunia 2026. \'\'Tetapi menurut saya, jika lebih dari satu negara bersama-sama jadi tuan rumah maka ada kans menumbuhkan geliat turnamen. Saya kira akan ada diskusi lebih lanjut dari tiga negara terkait dengan ini. Hanya, kalau menurut pandangan saya, triple host ini akan menjadi peluang emas bagi Concacaf,\'\' katanya. Trio Concacaf itu tidak sendirian. Sejauh ini, Kolombia sudah menyatakan keinginannya untuk menjadi tuan rumah sejak 2010 silam. Tidak hanya single host, ada kans bagi Kolombia menggandeng dua tetangganya, Peru dan Ekuador. Ide mantan presiden Kolombia Alvaro Uribe itu pun diteruskan ke penerusnya, Juan Manuel Santos. Selain dari daratan Amerika, minat juga datang dari Australia dan Selandia Baru. Dengan alasan untuk memperkuat dukungan, Selandia Baru berniat menggandeng Austrlia yang baru gagal saat proses bidding Piala Dunia 2022 dari Qatar. Status Australia yang bukan anggota OFC bisa jadi kendala. Tapi, media Australia salah satunya The Age menyebut, ada kemungkinan Negeri Kanguru itu berpindah dari AFC kembali ke OFC. Itu dilakukan demi memenangi proses bidding Piala Dunia 2026. Australia baru menjadi negara anggota AFC sejak 2005 silam. Dikutip dari situs resminya, David Gallop sebagai CEO Federasi Sepak Bola Australia FFA belum mau berspekulasi soal itu (co host dengan Selandia Baru). \'\'Kami untuk saat ini fokus dulu untuk lolos ke Rusia tahun depan,\'\' sebutnya. Dari benua hitam Afrika, Maroko menjadi satu-satunya negara anggota CAF yang mengajukan diri sebagai tuan rumah. Siapa pemenangnya? Tunggu saja sampai FIFA menentukan pilihannya terbaik siapa negara tuan rumah Piala Dunia 2026 pada Mei 2020 mendatang. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: