Mantan Polisi Bajak Bus

Mantan Polisi Bajak Bus

Sandera 25 Orang, Dua Meninggal MANILA - Dipecat dari kesatuannya, seorang polisi di Filipina menyandera bus yang berisi 25 wisatawan. Drama penyanderaan tersebut berakhir dengan tewasnya pelaku, Inspektur Senior Rolando Mendoza. CNN melaporkan, Mendoza tewas setelah peluru menembus kepalanya. Sebelumnya, terdengar beberapa kali tembakan dalam sebuah operasi penyelamatan yang berlangsung sekitar sepuluh jam tersebut. Polisi menyatakan, dua sandera tewas di dalam bus. Sembilan sandera dan sopir bus dapat diselamatkan sebelumnya. Dengan demikian, sandera di dalam bus tersisa 15 orang yang seluruhnya adalah turis asal Tiongkok. Drama penyelamatan sandera diawali dengan pergerakan sebuah tim sergap yang mendekati bus. Tim kemudian memecahkan kaca jendela bus dengan kapak. Seorang polisi yang bertindak sebagai negosiator masuk ke bus sekitar 40 menit setelah sepuluh orang bebas. Sopir bus sempat mengatakan bahwa seluruh sandera yang tersisa telah dibunuh Mendoza. Beberapa saat kemudian, polisi mundur. Itu dilakukan lantaran Mendoza mengancam melakukan tindakan lebih nekat jika polisi mendekati dirinya. Namun, polisi sudah menyiagakan beberapa penembak jitu di sekitar bus. Aparat mengisolasi area tersebut dan mengirimkan makanan kepada para sandera melalui negosiator. Tak lama, sebuah tembakan terdengar. Polisi dan tujuh sandera yang selamat tampak keluar dari bus. Inspektur Senior Rolando Mendoza yang frustrasi dan putus asa tersebut hanya menuntut dipekerjakan kembali sebagai polisi. Mendoza menuliskan tuntutannya itu di kaca depan bus. Saat beraksi, Mendoza mengenakan seragam polisi. Dia menenteng senjata serang M16. Juru Bicara Kepolisian Erwin Margarejo menyatakan, Mendoza mencegat bus tersebut dan memaksa masuk. Seorang pemandu wisata untuk Hong Thai Travel sudah mencegahnya. “Dia (Mendoza) mengatakan hanya ingin menumpang. Dia ngotot masuk dan meminta sopir mengunci pintu,” terang Susana Lau, manajer pelaksana perusahaan travel tersebut. Mendoza dipecat setahun lalu karena dianggap tidak layak menjadi polisi. Tapi, dia menegaskan sudah menjalankan tugas dengan jujur dan bersih. Namun, dia dituduh menerima uang suap dalam sebuah kasus perampokan. Inspektur Kepala Rodolfo Magtibay menyatakan bahwa Mendoza merupakan mantan anggota Unit Patroli Polisi Distrik (DMPU). Pada 2008 dia dipindahkan ke Markas Kepolisian Wilayah Ibu Kota (NCRPO) setelah terjadi pemerasan dalam kasus perampokan di Vito Cruz, Ermita Manila. Sepanjang karirnya, Mendoza pernah mendapat medali sebagai “10 Polisi Terhebat”. Sementara itu, sejumlah penghargaan lainnya dia terima atas catatan kejujuran. Bahkan, dia dikenal bersih hingga tidak pernah meminta uang kepada pelanggar lalu lintas di jalanan. Dalam sebuah wawancara radio, ayah Mendoza mengungkapkan bahwa putranya tertekan karena pemecatan tersebut. “Rolando Mendoza, terserah apa yang ingin kamu lakukan. Ini sudah menjadi keputusanmu. Aku tidak mau lagi berkomentar,” seru si ayah. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: