Pemilihan Ketua Komisi, Hanura Trauma Dikadali

Pemilihan Ketua Komisi, Hanura Trauma Dikadali

KEJAKSAN - Pasca deadlock pemilihan alat kelengkapan dewan (AKD) khususnya pemilihan ketua Komisi A, pimpinan DPRD bersama pimpinan fraksi menggelar rapat di ruang kerja ketua dewan. Salah satu agenda pertemuan tersebut diantaranya tentang rencana pengisian kursi ketua Komisi A karena tertunda beberapa bulan. “Iya tadi rapat pimpinan dewan membahas AKD,” kata Wakil Ketua DPRD Dra Hj Eti Herawati, singkat. Sesuai hasil kesepakatan koalisi Aston yang dimotori PDIP, Nasdem, jatah ketua Komisi A adalah milik Partai Hanura, namun ditengah perjalanan rencana tersebut gagal dan pemilihan ketua Komisi A deadlock karena perolehan suaranya draw. Namun demikian Partai Hanura sampai saat ini tetap ngotot  minta jatah kursi ketua Komisi A. Fraksi Hanura juga sedang digoda koalisi Prima yang dimotori Fraksi Demokrat Golkar, PKS untuk mau bergabung dan jatah kursi ketua Komisi A secara sukarela akan diserahkan ke Hanura. Ketua DPC Partai Hanura Kota Cirebon, Een Rusmiati mengungkapkan, Hanura tidak mau ”dikadali” untuk kedua kalinya. Bila dulu (pemilihan AKD tahun 2016) partai Hanura dibawah kendali di Drs Sunarko Kasidin (Abah Ako), sekarang untuk penentuan AKD penentunya ada pada dirinya. “Dulu yang pegang kendali Abah Ako, sekarang kendali ada di saya. Hanura tidak mau dikorbankan lagi,”  tegas Een. Een belum memastikan apakah Fraksi Hanura akan bergabung dengan koalisi Prima (Demokrat Cs)  atau justru sebaliknya tetap memilih bergabung dengan koalisi Aston (PDIP Cs.) Sementara, Lili Eliyah SH MM dari Fraksi Golkar mengaku dengan tangan terbuka  siap untuk menerima Fraksi Hanura bergabung ke koalisi Prima. Lili memberikan sinyal Golkar siap menyerahkan kursi ketua Komisi A ke fraksi Hanura. “Golkar legowo tidak mendapat kursi ketua Komisi A, silahkan kalau Hanura mau, syaratnya mau bergabung dengan kita,” kata Lili. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: