Bahas Pancasila, Jokowi Temui Habibie dan Try Sutrisno

Bahas Pancasila, Jokowi Temui Habibie dan Try Sutrisno

JAKARTA-Penguatan Pancasila menjadi hal utama yang disarankan oleh mantan Wakil Presiden Try Sutrisno dan Presiden ke-3 RI BJ Habibie kepada Presiden Joko Widodo, kemarin (19/1). Kedua tokoh tersebut kemarin bersilaturahmi sekaligus beraudiensi dengan Presiden di Istana Merdeka. Try Sutrisno datang terlebih dahulu, sekitar pukul 09.00 WIB. Pertemuan berlangsung tertutup selama hampir satu jam. Siangnya, sekitar pukul 14.00 WIB, giliran Habibie yang bertandang ke Istana. Sebagaimana pertemuan dengan Try Sutrisno, pertemuan berlangsung tertutup sekitar satu jam. Selama pertemuan, Presiden diampingi Mensesneg Pratikno. Usai pertemuan, Pratikno menuturkan, kedua tokoh itu memang mengajukan permintaan audiensi dengan Presiden. Pihak Istana pun langsung menjadwalkan pertemuan. ’’Tentu saja Presiden sangat gembira menerima masukan,’’ ujarnya. Selama pertemuan, Try Sutrisno memberi masukan mengenai rencana pemantapan pancasila oleh Jokowi. ’’Masukannya apa saja yang harus dilakukan, metodenya seperti apa, bentuk lembaganya seperti apa,’’ lanjut mantan Rektor Universitas Gadjah Mada Jogjakarta itu. yang jelas, Try Sutrisno mengapresiasi upaya pemerintah memperkuat Pancasila. Bahkan, tuturnya, Try Sutrisno juga memberikan buku Pemantapan Pancasila. Setelah Try Sutrisno pulang, Presiden membaca dan mempelajari isi buku itu sepanjang siang sebelum Habibie datang. Sejumlah gagasan dalam buku tersebut ditandai oleh Jokowi. Pembahasan yang hampir sama juga dilakukan saat bertemu dengan Habibie. Kedatangan Habibie merupakan bagian dari momen kembalinya dia ke Indonesia setelah tiga bulan berada di luar negeri. Selain berbicara Pancasila, keduanya juga membicarakan pluralisme dan toleransi. Habibie memaparkan bahwa Indonesia punya modal besar untuk menjaga dan mengembangkan kehidupan yang penuh dengan toleransi. Salah satunya adalah umat Islam Indonesia memegang prinsip islam yang toleran. Di sisi lain, Habibie juga mengingatkan Jokowi tentang penggunaan teknologi. ’’Pak Habibie memberi masukan untuk memberi prioritas bagi pengembangan teknologi yang memiliki nilai tambah tinggi. termasuk di dalamnya memberikan saran teknis mengenai industri dirgantara Indonesia,’’ tutur Pratikno. Saran itu pun disambut Presiden dengan antusias. Presiden sepakat bahwa nilai tambah harus menjadi syarat pengembangan teknologi. Aplagi, selama ini presiden fokus kepada nilai tambah secara ekomnomi dan peluang menambah tenaga kerja. ’’Terutama bagi generasi muda,’’ tambahnya. (byu)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: