Gudang Penyimpanan Garam Disapu Banjir, Pengepul Merugi

Gudang Penyimpanan Garam Disapu Banjir, Pengepul Merugi

PANGENAN - Sejumlah pengepul garam di wilayah Pengarengan harus gigit jari. Di tengah melejitnya harga garam krosok, petaka justru datang menghampiri. Mimpi mendapatkan untung besar, terpaksa dibuang jauh-jauh ketika banjir Rabu (15/2) lalu, menyapu tumpukan garam yang berada di dalam gudang penyimpanan. Padahal garam-garam yang disapu banjir tersebut, sudah disimpan lama, menunggu masa jual yang tepat, agar harganya bisa tinggi dan pengepul pun menerima untung. “Ini sebenarnya masuk masa jual. Harganya sedang tinggi. Paling tinggi bisa Rp1.000, paling murah Rp800 per kilogram,” ujar H Warta, salah satu pengusaha garam yang ditemui Radar di Pengarengan Kamis (16/2). Saat terkena air, tumpukan garam tersebut akan terkikis dan habis. Jika masih bisa bertahan dari sapuan air, maka warna garam pun akan berubah menjadi kotor dan sudah tidak laku untuk dijual. “Garam kan bahan bakunya air. Kalau ketemu air ya habis. Susah mau diapa-apain juga. Kalau yang kotor dibersihkan dan dicuci dengan air ya habis juga,” imbuhnya. Dalam insiden banjir tersebut, para pengusaha yang gudangnya terdampak banjir dipastikan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Terlebih, banyak gudang yang letaknya di pinggir sungai yang meluap. “Garam saya sekitar 30 ton ludes. Kerugian ya sampai Rp30 jutaan. Airnya masuk ke gudang, saya pakai pompa untuk ngeluarin air, pintu masuknya saya tutup dengan batang pisang dan tanam. Alhamdulillah tidak semuanya ludes. Masih ada yang bisa diselamatkan,” tuturnya. Sementara itu, Camat Pangenan H Muklas SSos MSi mengatakan, belum bisa menyebutkan berapa gudang garam yang terendam banjir. Pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap para pengusaha garam untuk mengetahui kerugiannya. “Gudang yang terendam ada, namun belum diketahui berapa banyaknya. Saat ini, masih kita data,” ungkapnya. (dri)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: