Lokasi Longsor Jadi Tontonan Warga

Lokasi Longsor Jadi Tontonan Warga

KUNINGAN - Informasi putusnya jalan nasional di Dusun Kliwon, Desa Kawahmanuk, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, memantik rasa ingin tahu masyarakat. Bak objek wisata, di lokasi jalan putus dipadati ratusan warga yang datang silih berganti. Ironisnya, warga yang datang memilih maju sampai zona berbahaya atau hanya dua meteran dari bibir jalan yang terkena longsor. Padahal pasca kejadian, polisi sudah memasang police line sebanyak dua lapis, namun tetap saja dilanggar oleh masyarakat yang datang. Begitu juga dijejerkannya drum aspal di dekat posko kesehatan bencana longsor, tak diindahkan warga dan tetap ngotot masuk ke area lokasi longsor. Bukan hanya orang dewasa saja, anak sekolah juga memanfaatkan waktu pulangnya untuk sekadar melihat dari dekat badan jalan yang ambrol. Mereka bergerombol di sekitar bibir jurang, dan memilih foto selfie. Ada juga pelajar yang duduk-dudak di aspal sambil melihat pekerja yang tengah memotong batang pohon di bawah tebing. Sejumlah pedagang dadakan yang menggunakan gerobak, motor dan dipikul memanfaatkan momen kehadiran warga dengan berjualan. Mulai dari pedagang tahu bulat yang ditenteng dalam kotak, pedagang baso, sampai jajanan lainnya. “Yah lumayan pak, bisa mendapatkan untung. Kan banyak masyarakat yang datang dan penasaran ingin melihat kondisi jalan yang ambrol,” kata pria pedagang bakso keliling yang mengaku bernama Junaedi. Enok, salah seorang warga mengaku sengaja datang ke Darma untuk melihat kondisi jalan yang longsor. Dirinya mendapat kabar dari rekannya terkait kejadian tersebut. Penasaran bersama rekannya, akhirnya dia datang ke lokasi longsor. “Penasaran saja pengen lihat kondisinya seperti apa. Soalnya kalau lihat di medsos, foto-fotonya mengerikan. Mumpung enggak hujan, saya ajak teman untuk sekadar melihat langsung. Kan kalau lihat sendiri bisa cerita ke teman yang lain,” paparnya. Hingga sore hari, masyarakat yang datang terus bertambah. Petugas kemudian memasang drum aspal dan meminta warga untuk tidak terlalu dekat ke bibir jalan yang ambrol. Hal ini dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan warga. Dampak lain dari putusnya jalan nasional yang menghubungkan Kuningan-Cikijing yakni harga-harga mulai naik. Termasuk juga penjual tabung gas ukuran 3 kg. Seperti yang diungkapkan H Uba, penjual gas 3 kilogram. Warga Kawahmanuk itu mengaku terpaksa akan menaikkan harga gas elpiji 3 kilogram karena dirinya harus memikul tabung-tabung itu dari tempat pemberhentian agen. Hanya saja, dia masih bimbang untuk menaikkan harga karena takut dengan ketentuan pemerintah. “Yah paling-paling naiknya Rp500 per tabung. Soalnya saya harus memikulnya dengan jarak yang cukup jauh. Tapi, itu tergantung nanti saja,” ujarnya seraya memikul beberapa tabung gas yang baru saja diturunkan oleh mobil agen, kemarin (18/2). Warga Kawahmanuk lainnya, Imroh menerangkan, biaya transportasi menjadi pengeluaraan terberat bagi warga di desanya. Sebab, jika sebelum jalan putus dirinya hanya perlu uang Rp3 ribu untuk belanja ke Pasar Darma dengan menumpang ojek, sekarang harus memutar ke Cipasung, Sakerta Barat, Sakerta Timur, Jagara kemudian Darma. “Ongkosnya juga naik berlipat-lipat. Sekali belanja ke pasar pulang pergi bisa sampai Rp40 ribu. Sekali jalan naik ojek Rp20 ribu. Ini memberatkan warga Kawahmanuk, karena pengeluaran jadi bertambah besar,” sebut dia. Imron juga menceritakan tanda-tanda jalan itu akan putus sudah mulai terasa malam Jumat sekitar pukul 22.00 ketika hujan deras. Lelaki yang rumahnya tak jauh dari badan jalan yang longsor itu sempat melihat genangan air yang menutupi badan jalan. “Malam Jumat saya dan warga lainnya menyaksikan saluran di sebelah jalan sudah dipenuhi air. Bahkan meluap sampai memenuhi badan jalan. Sebenarnya sudah berkali-kali jika hujan deras cukup lama, badan jalan dipenuhi air. Tapi malam itu kelihatannya agak berbeda, karena genangan airnya cukup lama,” tutur dia. Peristiwa ambrolnya jalan nasional itu, sambung dia, diawali dengan robohnya pohon angsana yang berada tepat di sisi jalan, Jumat pagi. Tak berapa lama dia mendengar suara bergemuruh disusul ambrolnya tembok penahan tebing sebelah timur badan jalan. Bercampur kaget, dirinya segera menuju lokasi. “Pohon angsana sudah roboh menutupi badan jalan. Itu yang menyebabkan banyak pengguna jalan yang kemudian berputar arah. Selang beberapa menit kemudian, giliran badan jalan longsor tergerus air yang memang sejak semalam sudah menggenang,” cerita Imron. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: