Minum Racun Hama Padi, Pengantin Baru Tewas

Minum Racun Hama Padi, Pengantin Baru Tewas

JATIBARANG – Tragis nasib Widati. Wanita berusia 18 tahun asal Blok Sigedang, Desa Longok, Kecamatan Sliyeg ini nyawanya tidak tertolong setelah melewati masa kritis akibat minum racun hama padi,  kemarin (24/8). Keterangan yang diperoleh dari keluarganya, wanita yang baru seumur jagung jadi ibu rumah tangga ini,  awalnya diantar suaminya ke rumah orang tuanya. Setelah mengantarkan istrinya itu, suaminya kembali pulang. Saat di rumah orang tuanya itulah, Widati melakukan aksi nekat. Diduga akibat beban atas masalah dalam rumah tangganya. “Suaminya nganterin terus pulang lagi,” kata paman Widati, Kadori. Saat Widati tiba di kediaman orang tuanya, situasi tampak sangat sepi. Kedua orang tuanya sedang panen padi di sawah. Walaupun aksi nekat Widati menenggak cairan pembasmi hama padi tidak ada yang mengetahui, tapi saat kondisinya mulai sekarat ia berhasil diketahui tetangganya. Dalam beberapa saat, rumah tempat Widati langsung penuh warga setempat yang berniat memberikan pertolongan. Tidak sedikit pula yang datang hanya untuk melihat karena penasaran. Saat itu kondisinya kritis, mengeluarkan busa dari mulut dan kedua bola matanya memerah, Widati  dibawa ke ruang gawat darurat RSI Zam-Zam Jatibarang  sekitar pukul 15.25. Tim medis bergerak cepat  memberikan pertolongan. Beragam tindakan dilakukan. Hingga sekitar 40 menit, observasi terhadap racun di dalam tubuh Widati nyaris membuahkan hasil. Sehingga, pihak keluarga memutuskan untuk daftar ruang perawatan. Ruang perawatan Arafah yang dipesan pun sudah disiapkan petugas RS. Namun, beberapa saat kemudian tim medis kewalahan menghadapi kondisi Widati yang terus menurun hingga dikejutkan dengan hilangnya nafas dan gerak tubuh Widati. “Pasien sempat apneau (henti nafas, red). Dan kami berusaha menyelamatkan nyawanya melalui tindakan resusitasi jantung dan paru (RJP),” jelas dr Tanti Darmawanti saat dikonfirmasi Radar, kemarin sesaat setelah Widati menghembuskan nafas terakhirnya. Jerit tangis keluarga langsung mewarnai ruang gawat darurat dan lobi RS. Kedua orang tuanya yang tak kuasa melihat anak kesayangannya menemui ajal, kontan teriak dan pingsan. Dengan menggunakan kendaraan pikap, sejumlah keluarga yang histeris langsung dibawa pulang. Sedangkan jenazah Widati dipulangkan beberapa saat kemudian bersamaan dengan diterbitkannya surat keterangan kematian dari RS. “Yang diminum  obat semprot untuk tanaman padi,” terang seorang perempuan yang terus berada di sisi jasad Widati. (tar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: