Gara-Gara Batu Bara, DPRD Kota Cirebon Terbelah

Gara-Gara Batu Bara, DPRD Kota Cirebon Terbelah

CIREBON - Rencana ketua DPRD memanggil otoritas pelabuhan, membuat internal DPRD terbelah. Keinginan ketua DPRD mendengar klarifikasi dari PT Pelindo II dan KSOP, ditentang Komisi B yang tak mau memuluskan rencana itu. “Komisi B belum menyusun agenda, nanti direncanakan,” kata Ketua DPRD, Edi Suripno kepada Radar Cirebon. Edi mengaku, dalam rapat banmus (badan musyawarah) belum diagendakan memanggil otoritas pelabuhan. Padahal, menurutnya pemanggilan ini penting. Ada keterkaitan antara temuan dari inspeksi yang dilakukannya beberapa pekan lalu. Kemudian, ada juga insiden kecelakaan kerja pada bongkar muat batu bara yang mengakibatkan korban jiwa. “Saya sih enggak ada masalah kalau Komisi B enggak mau mengundang. Tapi, demi perbaikan mestinya perlu diundang mereka,” tandasnya. Politisi PDIP ini menilai, permasalahan yang ada di Pelabuhan Cirebon bukan hanya batu bara, tapi bongkar muat komoditas lain yang perlu diperhatikan. Begitu juga kecelakaan kerja yang terjadi. Dari hasil sidak yang dilakukannya, ditemukan sejumlah fakta. Khusus untuk batu bara banyak standar yang tidak dipenuhi sebagai penunjang keselamatan kerja. Begitu juga faktor lingkungan. Belum lagi pelanggaran terhadap komitmen pengusaha batubara dengan pemkot. “Komisi B jangan acuh begitu dong. Ini demi perbaikan dan faktanya, batubara itu beraktivitas di pelabuhan,” tegasnya. Terpisah, Ketua Komisi B Watid Sahriar punya alasan sendiri. Watid tak bersedia mengundang otoritas pelabuhan, karena undangan itu kontradiktif dengan sikap DPRD. “Kita sama-sama tahu, sampai sekarang rekomendasi DPRD belum dicabut. Kita tidak pernah menyetujui batu bara di Pelabuhan Cirebon,” jelasnya. Menurut Watid, DPRD seharusnya mendorong agar pemerintah kota dan otoritas pelabuhan agar menaati rekomendasi penutupan bongkar muat. Apalagi, rekomendasi penutupan bongkar muat batu bara dimunculkan dari hasil pembahasan wakil rakyat. Pembahasan itu dilatarbelakangi aspirasi warga yang mengeluhkan dampak dari aktivitas bongkar muat batu bara. “Jadi, buat apa memanggil mereka? Sikap kita tetap dan tidak berubah,” tuturnya. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: