Atap Bangunan SDN 2 Babakan Ciwaringin Ambruk, Begini Kegitan Belajar Siswanya

Atap Bangunan SDN 2 Babakan Ciwaringin Ambruk, Begini Kegitan Belajar Siswanya

CIREBON - Kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa SDN 2 Babakan, Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, memrihatinkan. Satu ruang kelas digunakan untuk dua rombongan belajar (rombel). Bahkan ada dua rombel lainnya yang terpaksa menggunakan bangunan madrasah di desa setempat untuk aktivitas KBM. Penyebabnya, atap bangunan kelas ambruk. Ada juga tiga kelas lainnya yang nyaris ambruk. Kepala SDN 2 Babakan Ciwaringin, Abdul Rosad mengatakan, atap bangunan kelas ambruk pada pertengahan Februari 2017 lalu. Akibatnya, kegiatan belajar siswa terganggu. “Jadi, atap yang ambruknya itu satu kelas, satu kelasnya lagi sudah hampir ambruk. Sementara dua ruangan lainnya juga kita khawatir, karena empat ruang kelas itu satu rentetan atapnya. Sehingga, empat ruangan kita kosongkan, tidak digunakan untuk KBM,” ujar Rosad. Dari jumlah ruang kelas itu, satu kelas digunakan untuk ruangan guru dan hanya dua ruang kelas buat KBM. Bangunan kelas madrasah yang ada di dekat sekolah, terpaksa dipinjam untuk KBM kelas 5 dan 6. Rosad mengungkapkan, selain kelas 5 dan 6 yang ditempatkan di madrasah, dua rombel lainnya menempati satu kelas. “Karena yang ada tinggal dua ruang kelas, jadi untuk kelas satu dan dua digabung jadi satu ruang kelas. Begitupun dengan kelas tiga dan empat juga gabung jadi satu kelas,\" tuturnya. Rosad membeberkan, sebelum ambruknya atap ruang kelas, kondisi di SDN 2 Babakan memang sudah kekurangan kelas. Hanya enam ruang kelas, satu ruang perpustakaan. “Karena ruang guru juga sangat penting, sehingga satu ruang kelas dijadikan ruang guru. Sedangkan satu rombel itu kegiatan KBM-nya terpaksa menggunakan ruangan perpustakaan,” tuturnya. Rosad tidak mengetahui kapan akan dilakukan perbaikan. Tapi dia mengakui kalau kepala Dinas Pendidikan sudah meninjau sekolahnya. “Katanya perbaikan SD ini akan jadi prioritas,” ungkapnya. Salah seorang guru kelas 4, Minatul Muayyadah membeberkan, satu ruangan sangat tidak layak buat dua rombel. Karena akan sangat mengganggu KBM. “Jelas KBM nggak bisa berjalan normal. Pertama karena pasti berisik, dan ketika guru menerangkan pelajaran, nggak bisa bersama-sama. Kita saling bergantian menerangkan. Kalau menerangkan bersama-sama, pasti murid juga bingung,” paparnya. Sementara itu, salah satu siswa kelas 4, Dini mengatakan, dirinya tidak bisa fokus mengikuti KBM. “Berisik terus, tempatnya juga sempit,” ujarnya singkat. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: