Heboh Isu Penculikan, Siapa Dalangnya?
CIREBON - Isu penculikan anak heboh dan membuat resah warga Cirebon. Meski belum ada laporan terkait isu tersebut, kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada. Seorang wanita berusia sekitar 60 tahun digiring massa dan nyaris diamuk. Wanita yang kesulitan bicara itu disangka pelaku penculikan. Peristiwa ini terjadi di Desa Jemaras, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, akhir Februari 2017. Kok bisa? Sejumlah keterangan menyebutkan, warga mengejar wanita itu setelah seorang anak histeris dikejar perempuan tanpa identitas itu. Warga pun berbondong-bondong berusaha menangkap wanita itu. Agar tak terjadi amuk massa, sebagian warga melarikannya ke balai desa. Polisi pun segera tiba sehingga situasi bisa dikendalikan. Kapolsek Klangenan AKP Sukhemi membenarkan warga Desa Jemaras dihebohkan dengan adanya wanita yang diduga penculik. Saat pemeriksaan, kata Sukhemi, wanita itu tak mampu menyebutkan identitasnya. “Diduga wanita ini mengalami gangguan jiwa. Masyarakat harus bijak menerima isu-isu tersebut, jangan sampai terbawa emosi,” pesan kapolsek. Bahkan akibat isu penculikan itu, membuat pemulung dan pengepul barang rongsok (barang bekas) di Desa Karanganyar Kecamatan Panguragan merasa sangat dirugikan. Pasalnya, mayoritas warga desa Karanganyar sebanyak 80 persen adalah pengumpul barang bekas atau rongsok. Sehingga, dengan adanya isu penculikan para pemulung dan pengepul rongsok dirugikan karena sering dicurigai warga sebagai penculik. “Dengan isu ini kami sangat rugi, para pemulung dan pengepul rongsok akhirnya jarang keluar rumah. Dengan bawa timbangan dan karung disangka penculik. Kami jadi merugi karena tidak dapat barang,” keluh salah seorang pengepul barang rongsok, Warna sambil menyatakan akibat isu culik penghasilan dirinya turun hingga 70 persen. Sementara itu, Kuwu Desa Karanganyar Muhammad Yakub mengatakan, dirinya merasa masyarakatnya sangat dirugikan dengan adanya isu penculikan, karena mayoritas warganya adalah pengepul rongsok. Dengan adanya isu itu, secara otomatis penghasilan dari warganya itu berkurang dan menambah jumlah kemiskinan di desanya. (sud/mik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: