Bupati Lupa Janji, Siswa SDN 7 Purwawinangun  Belajar di Bawah Terpal

Bupati Lupa Janji, Siswa SDN 7 Purwawinangun  Belajar di Bawah Terpal

KUNINGAN- Pernyataan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadikbud) Dr H Dian Rahmat Yanuar MSi yang menyatakan ada sekitar seribuan bangunan sekolah yang mengalami kerusakan, ternyata memang benar. Salah satunya yakni SDN 7 Purwawinangun, Kecamatan Kuningan. Gedung sekolah yang berada tepat di sisi jalan baru Cijoho itu kondisinya memprihatinkan. Bahkan, puluhan anak kelas II di sekolah tersebut terpaksa harus melaksanakan kegiatan belajar di ruangan sempit bekas rumah dinas penjaga sekolah. Dari pantauan wartawan di lapangan, selain sempit dan apa adanya, bangunan bekas rumah dinas itu juga atapnya hanya ditutupi terpal plastik warna biru. Tak ada jendela atau pintu untuk masuk ke ruangan tersebut. “Jika hujan turun, siswa terpaksa langsung kami pulangkan karena takut kehujanan,” tutur Hj Eliyah, Kepala SDN 7 Purwawinangun, Jumat (10/3). Kurangnya ruang belajar memaksa pengelola sekolah untuk memanfaatkan eks rumah dinas yang sudah tidak digunakan. Sebelumnya, para siswa juga pernah belajar di teras karena tidak ada ruang kelas. Lantaran tidak ingin para siswanya tidak nyaman dalam belajar, akhirnya disepakati untuk memakai rumah dinas. “Saya kemudian melakukan komunikasi dengan komite sekolah menyangkut kondisi bangunan eks rumah dinas. Atas urunan dari orang tua murid, akhirnya atap bangunan dibongkar. Lalu kuda-kuda bagian atasnya diganti dengan yang baru,” ujarnya. Eliyah didampingi guru kelas II, Ida Jubaedah dan Giri menuturkan, kondisi ruang kelas di sekolahnya sebenarnya sudah diketahui oleh Bupati H Acep Purnama. Eli, panggilan akrabnya, masih ingat saat itu di halaman sekolahnya ada kegiatan 17 Agustusan yang digelar warga dan dihadiri bupati. Kesempatan itu digunakan Eli untuk menyampaikan kondisi ruang kelas di sekolahnya yang masih kurang satu. “Pak bupati merespon dan menjanjikan akan segera melakukan perbaikan. Itu bulan Agustus tahun lalu. Malah pak bupati menyuruh kepada Pak Uha untuk segera mengajukan perbaikan,” terang dia. Uha juga menyuruh dirinya untuk tidak lagi meminta bantuan dari orang tua siswa, karena bangunan tersebut akan segera diperbaiki. Malahan uang yang sudah terkumpul disarankan untuk dikembalikan kembali. “Pak Uha meminta agar proses perbaikan bekas rumdin oleh warga agar tidak dilanjutkan, karena akan diajukan perbaikannya. Akhirnya kami nurut dengan permintaan Pak Uha. Tapi sampai sekarang belum ada kesejalasan kapan bangunan ini akan segera diperbaiki. Dan Pak Uha juga tidak melakukan kontak lagi sampai sekarang,” sebut Eliyah. (ags)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: