Perang Sengit, Assad Tur Aleppo

Perang Sengit, Assad Tur Aleppo

DAMASKUS – Bentrok sengit antara pejuang oposisi dan tentara rezim Presiden Bashar al-Assad belum berhenti di sejumlah lokasi di Syria hingga kemarin (2/10). Namun, untuk kali pertama sejak Syria jatuh dalam krisis, Assad berkunjung ke Kota Aleppo di Provinsi Aleppo. Kemarin media nasional memberitakan bahwa penguasa 47 tahun itu melakukan tur keliling di kota yang porak-poranda akibat pertempuran pasukan pemerintah dan oposisi tersebut. Surat kabar Lebanon Al-Diyar tidak menjelaskan sejak kapan Assad berada di kota terbesar Syria tersebut. Tapi, hingga kemarin putra mantan Presiden Hafez al-Assad itu masih berada di Aleppo. Bahkan, media pro-Assad itu juga mengutip soal instruksi Assad terkait pengerahan pasukan tambahan ke Aleppo. ’’Presiden Assad memerintahkan unit 5 dan unit 6 (militer) yang terdiri dari 30.000 tentara dan 2.000 kendaraan pengangkut dari Hama bergerak menuju Aleppo,’’ lapor koran tersebut. Setelah meninjau lokasi pertempuran, Assad merilis perintah agar pasukannya kembali merebut seluruh wilayah Aleppo dari tangan oposisi. Terutama, wilayah perbatasan yang memisahkan Aleppo dan Turki. Sejauh ini, oposisi menguasai sepanjang wilayah perbatasan dua negara itu. Sayang, media independen tidak bisa mengonfirmasikan kebenaran berita tersebut. Hingga Juli lalu, Aleppo berada di bawah kekuasaan pasukan Assad. Tapi kegigihan pejuang oposisi akhirnya berhasil memukul militer Syria dari provinsi itu. Sejak pekan lalu, sebagian besar wilayah Aleppo resmi berada di tangan oposisi. Sejauh ini, oposisi dan Free Syrian Army (pasukan oposisi) menguasai sisi timur Aleppo, termasuk Old City. Pasukan Assad bertahan di barat Aleppo. “Assad minta agar pasukannya membersihkan Aleppo (dari oposisi, red),” tulis Al-Diyar. Karena itu, Damaskus terus meningkatkan kekuatan di salah satu kota terpenting Syria tersebut. Tak hanya mendatangkan sejumlah besar pasukan tambahan atau senjata canggih, kubu Assad meningkatkan peran milisi bersenjata pula dalam pertempuran. Genderang perang di Aleppo memaksa oposisi berjuang keras untuk mempertahankan wilayahnya. Tapi upaya itu tidaklah mudah, sebab mereka tidak memiliki persenjataan canggih sebanyak pasukan Assad. ’’Kami masih menguasai 90 persen Old City meski harus berhadapan dengan artileri berat pasukan rezim,’’ kata Ameer, seorang pejuang oposisi di Aleppo. Bersamaan itu, kelompok Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) merilis bahwa pertempuran sengit selama 24 jam kemarin telah merenggut sedikitnya 100 nyawa. Sebanyak 18 di antaranya personel keamanan pemerintah. Selain korban jiwa, bentrok dua kubu juga mendatangkan kerugian materi. Kemarin sekitar 1.500 toko dan beberapa pasar tradisional di Aleppo ludes dilalap api. (RTR/AFP/AP/hep/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: