General Manager JKT48 Jiro Inao Tewas Gantung Diri

General Manager JKT48 Jiro Inao Tewas Gantung Diri

Kabar duka menyelimuti grup vokal JKT48. Sang general manager, Jiro Inao, ditemukan sudah tak bernyawa di kamar mandi rumah. Tragisnya, pria asal Jepang itu diduga meninggal karena gantung diri. GLORIA SETYVANI, Banten BELASAN karangan bunga dukacita berjajar rapi di depan rumah berlantai dua di River Park, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, kemarin (22/3). Ungkapan belasungkawa itu ditujukan untuk kematian mendadak General Manager (GM) JKT48 Jiro Inao. Pria 48 tahun ini ditemukan meninggal pada Selasa sore (21/3) dalam posisi gantung diri di kamar rumahnya. Rumah mewah bercat putih itu kemarin penuh pelayat yang hilir mudik berdatangan. Termasuk seluruh member JKT48 yang sampai di rumah duka pukul 18.15 dengan menumpang dua bus besar berwarna oranye. Mereka datang bersama manajemen. Satu per satu mereka keluar dari bus dengan pakaian serbahitam. Tampak, antara lain, GM Teater JKT48 Melody Nurramdhani Laksani, member Jessica Veranda, Ayana Shahab, Cindy Yuvia, dan Devi Kinal Putri. Terlihat pula Haruka Nakagawa yang kini sudah tidak berkostum JKT48. Tidak seperti biasanya yang selalu ceria, mereka keluar dari bus dengan wajah kuyu dan sedih. Tak berapa lama, suara tangis meledak dari dalam rumah duka. Gadis-gadis cantik itu seolah tak percaya bos mereka sudah tidak bernyawa. Sementara itu, sejumlah polisi masih menyelidiki penyebab kematian Jiro yang tak lazim tersebut. Sejam kemudian, rombongan personel JKT48 keluar dari rumah duka. Mereka hanya bisa menunduk, menangis sesenggukan, dan diam sambil menuju bus yang mengangkut mereka. “Doain mendiang ya,” ujar Melody singkat sembari berlalu menuju bus. Bisa dimaklumi bila seluruh kru JKT48 merasa terpukul atas kematian mendadak Jiro. Pasalnya, sebelumnya tak ada tanda-tanda sang GM akan meninggalkan mereka secepat itu. Semua masih biasa-biasa saja. Bahkan, saat Cindy Yuvia, Nabilah Ratna Ayu, dan Adhisty Zara tampil live di acara Hitam Putih di Trans7 pada Selasa malam, mereka tidak tahu bahwa Jiro sedang menghadapi sakaratul maut di RS Primer Bintaro Jakarta. Kasatreskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alexander Yurikho menegaskan, diduga kuat Jiro meninggal karena bunuh diri. Mendiang yang lahir di Kyoto, Jepang, itu ditemukan tergantung di kamar mandi oleh asisten rumah tangganya, Suryati, pukul 17.00, Selasa (21/3). Suryati kali terakhir melihat juragannya itu pagi sebelumnya sekitar pukul 09.00. Suryati juga sempat melihat Jiro masuk ke kamar tidur sekitar pukul 11.00 WIB. Sekitar pukul 17.00, salah seorang anak Jiro mengetuk kamar ayahnya. Namun, tidak ada jawaban. Tak lama kemudian, istri Jiro, Reny Damayanti, yang baru pulang kerja juga memanggil-manggil nama suaminya, tetapi tidak ada jawaban. “Istri mendiang kemudian menyuruh pembantunya untuk mengintip dari jendela. Dan, alangkah kagetnya, Bu Suryati melihat mendiang tergantung di kamar mandi di dalam kamar tidur. Dia menggantung dengan kain panjang seperti syal yang dijulurkan di plafon kamar mandi,” tutur Alexander. Gemparlah seisi rumah itu. Istri mendiang yang dibantu petugas sekuriti perumahan cepat-cepat mendobrak pintu kamar dan langsung menurunkan tubuh mendiang. Sang istri sempat berupaya memberikan pernapasan buatan. Dia masih berharap ada keajaiban sehingga nyawa Jiro bisa tertolong. Namun, upayanya tidak berhasil. Maka, secepatnya Jiro dilarikan ke RS Primer Bintaro. Namun, sesampai di rumah sakit, bapak dua anak itu dinyatakan meninggal. Hingga kemarin, polisi belum mengetahui pasti motif bunuh diri Jiro. Namun, Kasubaghumas Polres Tangsel AKP Mansuri menduga, beban kerja menjadi pendorong Jiro untuk memilih mengakhiri hidup. Anehnya, Kapolsek Pondok Aren Komisaris Indra Ranudikarta membantah kepastian motif meninggalnya Jiro adalah bunuh diri. Dia menegaskan masih menyelidiki kasus tersebut. Kepergian mendadak Jiro juga mengagetkan Dhimas Ginanjar, wartawan Jawa Pos (Radar Cirebon Group) yang menulis buku Laptime JKT48: Lima Tahun Penuh Cerita. Pasalnya, baru beberapa hari lalu dia bertemu dan berbincang-bincang dengan mendiang. Tepatnya Sabtu malam (18/3) saat JKT48 menggelar konser B.E.L.I.E.V.E di Ciputra Hall Surabaya. Saat itu, seperti biasa, kata Dhimas, Jiro sedang melakukan “ritual” setiap kali JKT48 tampil. Yakni, melihat kerumunan penggemar yang antre masuk ke gedung pertunjukan. Saat itulah Dhimas bertemu Jiro. “Dia tanya soal acara rilis buku saya, Laptime JKT48. Dia juga mendoakan semoga buku saya laris,” kenang Dhimas, fans berat sister group AKB48, grup vokal asal Jepang. Dhimas menyatakan, saat itu tidak ada yang aneh dengan Jiro. Gayanya tidak berubah, tetap santai dan ramah. Tak ada yang mencurigakan pada penampilan pria yang rambutnya sudah memutih tersebut. Bahkan, seperti biasa, dia menjalankan tugasnya sebagai announcer pada akhir acara. Dhimas masih ingat betul, senyum Jiro merekah saat naik ke panggung. Penggemar JKT48 yang memenuhi ruangan itu langsung meneriakkan yel-yel menyerukan nama Jiro. Dengan tersenyum, dia mengangkat tangannya ke arah penggemar meminta untuk tenang. Duka mendalam ditunjukkan keluarga besar JKT48. Selain member, penggemar juga kaget dengan kabar kematian Jiro. Sejak Rabu pagi, ucapan belasungkawa membanjiri linimasa Twitter. Bahkan, nama Jiro-san sempat menjadi trending topic Indonesia (TTI). Jiro mendapat tempat di hati penggemar karena suka membuat penggemar deg-degan. Dia selalu muncul di acara-acara penting JKT48. Biasanya, dia akan memberikan pengumuman seperti rotasi isi tim, kegiatan JKT48 seperti konser, sampai setlist baru untuk dibawakan di teater. Yang paling menggemaskan berkaitan dengan perubahan isi tim. Misalnya, pada September 2016, saat JKT48 melakukan grand shuffle. Fans dibuat deg-degan ke mana oshimen (member paling didukung) akan ditempatkan. Atau, ada tidaknya member yang naik kelas dari trainee menjadi anggota tim J, KIII, maupun T. Jiro juga dikenal sebagai sosok yang dekat dan menyenangkan bagi member JKT48. Dia pemimpin yang tegas sehingga JKT48 bisa sebesar saat ini dengan 3,5 juta pengikut. Haruka Nakagawa, member yang “lulus” pada akhir 2016, merasakan betul tangan dingin Jiro. “Terima kasih Jiro-san yang selalu membantu, menyemangati, dan membuat kami selalu bahagia,” katanya. Haruka mengaku sangat sedih. Hatinya sebenarnya tidak kuat. Tapi, dia harus bisa tegas karena ingin Jiro meninggalkan dunia dengan tersenyum. Ada juga penggemar yang mengaitkan kematian Jiro dengan lagu baru JKT48 berjudul So Long!. Single yang baru dirilis pada awal Maret itu sejatinya dipakai untuk melepas Jessica Veranda yang memutuskan untuk “lulus” dari JKT48. Namun, lagu tersebut ternyata untuk melepas Jiro juga. “Rest in peace Jiro-san. Kamu adalah ayah yang hebat bagi kami semua. Terima kasih untuk cinta, dukungan, dan tawa yang kamu bagi bersama kami,” tulis Veranda melalui akun Twitter-nya. (*/c5/c10/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: