Warga Minta PT KSNI Buka Ruang Komunikasi

Warga Minta PT KSNI Buka Ruang Komunikasi

MAJALENGKA - Kepala Desa Banjaran, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Erick Prasetya Marta menegaskan, polemik perekrutan tenaga kerja di PT KSNI jangan sampai seperti tragedi di PT UCI di banjaran yang dibakar massa. Saat tragedi tahun 1980-an itu, massa atau masyarakat se-Kecamatan Sumberjaya membakar pabrik yang diduga diskriminatif terhadap pribumi atau masyarakat setempat. “Kami (pemdes, red) sebenarnya sudah menerangkan kepada perusahaan jangan sampai tragedi PT UCI kembali terjadi. Menurut informasi tokoh masyarakat desa Banjaran, saat itu limbah pabrik dinilai mencemari lingkungan kemudian perusahaan tidak memberdayakan masyarakat setempat dan mementingkan orang luar,” tegas Erick di ruang kerjanya, Kamis (24/3). Ultimatum yang disampaikan kepada perusahaan makanan ringan saat ini, salah satunya karena dianggap mementingkan orang luar, bukan pribumi atau tenaga kerja asal Sumberjaya. Semua pihak di Sumberjaya sudah geram terhadap perusahaan yang menempati bangunan eks PT Jabagarmindo tersebut. Penyaluran tenaga kerja masyarakat Banjaran juga mentok, karena rekomendasi tidak terpengaruh. Pemerintah desa pernah menyodorkan sedikitnya 15 warga dan terlampir cap maupun stampel desa namun tetap tidak diterima. Alasannya rekrutmen perusahaan tidak menerima ketika hanya melampirkan ijazah setara paket C. “Saat itu kami pernah memfasilitasi 15 orang warga Banjaran. Tetap gagal karena alasan ijazahnya belum keluar. Pihak perusahaan berdalih nanti terbentur masalah administrasi gaji karena tidak bisa diurus melalui perbankan. Tetapi kami tidak mau masyarakat kami tidak digaji,” tuturnya. Masyarakat selama ini hanya diberdayakan sebagai kuli kasar menjadi pekerja proyek. Sehingga pihaknya kembali menegaskan Pemdes Banjaran tidak terlibat dalam perekrutan tenaga kerja. Pasalnya bukan tupoksi desa. Terkait karang taruna, lanjut Erick, kepengurusan sudah dibekukan sejak tanggal 20 Desember 2016 atau akhir tahun lalu. Namun, pihak perusahaan pada awal tahun justru meminta kuota karyawan sampai sekian ratus orang, dan pemdes menarik diri dan tidak ingin terlibat pada praktik penerimaan tenaga kerja. “Setelah itu pihak persahaan membuka untuk umum sampai sekarang. Jadi kami tegaskan sudah tidak terlibat dalam rekrutmen tenaga kerja. Kami sudah memberikan ultimatum kepada perusahaan jangan sampai masalah ini bertambah parah,” pesannya. Sementara kepala security PT KSNI, Indra Setiawan mengaku sudah mengomunikasikan kepada pihak manajemen terkait ultimatum yang disampaikan seluruh elemen di Sumberjaya saat musyawarah Rabu (23/3) lalu. “Kami sudah sampaikan kepada atasan, dan pimpinan menyetujui diadakan pertemuan susulan. Mudah-mudahan Selasa (28/3) atau paling lambat Kamis (30/3). Karena kami diultimatum paling lambat satu Minggu ini sudah ada pertemuan. Soal tempatnya dimana masih dikomunikasikan,” tambahnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: