Menang Mental

Menang Mental

GENOA - Werder Bremen lolos ke babak utama Liga Champions secara dramatis. Mereka butuh perpanjangan waktu untuk menyudahi perlawanan Sampdoria pada second leg playoff Liga Champions, kemarin dini hari, di Luigi Ferraris. Harapan Werder nyaris sirna lantaran hingga menit ke-90, tim asuhan Thomas Schaff tertinggal 0-3. Namun, gol Markus Rosenberg pada menit ke-92 memaksa terjadinya perpanjangan waktu. Sebab, pada first leg, Werder menang 3-1. Karena agregat 4-4, maka laga dilanjutkan perpanjangan waktu. Alhasil, Werder yang lebih berpengalaman di ajang Liga Champions menyingkirkan Sampdoria melalui gol striker asal Peru Claudio Pizarro pada menit ke-100. Werder lolos dengan agregat 5-4. Kegagalan tersebut membuat Sampdoria kecewa berat. Peluang lolos ke babak utama Liga Champions setelah absen sejak 1992 sirna akibat kurang pengalaman dan kurang konsentrasi. Padahal, mereka sempat unggul 3-0. Sejatinya, Sampdoria mengawali laga kemarin dini hari dengan sempurna. Baru 13 menit laga berjalan, striker andalan Sampdoria, Giampaolo Pazzini telah membawa mereka unggul 2-0 dengan golnya pada menit ke delapan dan menit ke-13. Setelah unggul, Sampdoria juga mampu menjaga ritme permainan. Bahkan, mereka memiliki beberapa peluang emas. Di babak kedua, Werder sedikit berkembang. Namun, justru Sampdoria yang menambah gol lewat Antonio Cassano (85’). Setelah gol ketiga itulah, Blucerchiati (julukan Sampdoria) yang menarik keluar Cassano karena letih dan kehilangan keseimbangan. Werder jadi lebih ngotot menyerang dan membuat lengah Sampdoria, terutama pleh Rosenberg. “Terasa buruk karena kami sudah unggul 3-0 dan berakhir seperti ini. Mungkin kondisi fisik kami yang membuat permainan kami drop. Werder lebih berpengalaman dan tetap berjuang hingga akhir,” ujar Angelo Palombo, kapten Sampdoria, kepada Sky Sport Italia. Ketika memasuki babak perpanjangan waktu, fisik pemain Sampdoria sudah terlihat drop. Mereka kesulitan mengimbangi permainan Werder. Beberapa kali Werder memiliki peluang emas, termasuk sepakan Marko Marin yang mengenai mistar gawang. Menurut Palombo, di laga seperti itu, pengalaman dan faktor mental menjadi penentu. “Mereka lebih sering bermain di level seperti ini dan mereka punya banyak pemain yang berkualitas,” ujar pemain berusia 28 tahun itu. Namun, petualangan Sampdoria di Eropa belum berakhir. Tidak lolos ke fase grup, mereka mendapatkan kesempatan kedua di Europa League. “Kami harus mencoba lagi. Sekarang masih ada Europa League dan kami melihat ke depan,” tutur Palombo. Kubu Werder sangat bahagia dengan keberhasilan itu. “Saya tidak mengerti mengapa kami bisa tampil spektakuler seperti ini. Kemenangan ini adalah performa spesial kami. Setelah 13 menit awal, kami terus memperbaiki penampilan,” jelas Thomas Schaff, pelatih Werder. (ham)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: