Giliran 1,7 Juta Siswa SMA dan MA Ikuti Ujian Nasional
JAKARTA - Setelah kelompok SMK melaksanakan ujian nasional (UN), giliran siswa SMA dan MA, berjibaku menjawab soal ujian nasional (UN), hari ini (10/4). UN tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Penyelenggaraan UN antara kelompok SMK dengan SMA/MA tak serempak. Pekan lalu 1,3 juta siswa SMK menyelenggarakan UN lebih dulu. Sementara mulai hari ini gantian 1,7 juta siswa SMA/MA yang mengerjakan UN sampai empat hari ke depan. Merujuk pada pelaksanaan UN SMK, pelaksanaannya berlangsung relatif tertib dan lancar. Isu atau kabar terkait kebocoran soal ujian atau peredaran kunci jawaban nyaris tidak ditemukan. Apalagi sampai ada anak yang ketangkap membawa kunci jawaban, juga belum ada laporan. Satu-satunya kendala yang mencolok adalah saat dilaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMK hari terakhir. Yakni saat jadwal mata pelajaran teori kejuruan. Saat itu banyak siswa mengeluh karena sedikitnya sepuluh soal ujian tidak muncul di layar monitor. Soal yang tidak muncul itu umumnya berupa animasi atau video. Kendala lain yang muncul pada saat UN SMK kebanyakan terkait masalah teknis untuk UNBK. Seperti sambungan internet yang terputus, koneksi server pusat dengan sekolah tidak nyambung, dan pemadaman listrik. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemendikbud Nizam menjelaskan gangguan teknis yang masif seperti di hari terakhir UNBK SMK tidak bakal terjadi di kelompok SMA. Dia menjamin tidak ada soal ujian untuk SMA atau MA yang berupa video atau animasi. Nizam berharap pelaksanaan UN yang cenderung lancar di SMK, bisa menular di SMA/MA. Dia mengatakan sampai kemarin, tidak muncul laporan adanya peredaran kunci jawaban atau bocoran soal ujian. Meskipun begitu Nizam tidak menapik ada beberapa upaya supaya kendala-kendala kecil saat UNBK SMK tidak terjadi di SMA/MA. Seperti kasus yang paling banyak terjadi yakni, pemadaman listrik dan kerusakan server komputer di sekolah. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag M. Nur Kholis Setiawan mengatakan, setiap tahun terdapat peningkatan jumlah peserta unas di madrasah. “Tahun ini peningkatannya 50 ribu lebih siswa dibanding unas 2016,” katanya. Peningkatan ini menunjukkan minat masyarakat untuk belajar di madrasah juga meningkat. (wan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: