Pemuda Muhammadiyah Cirebon Kutuk Aksi Penyiraman Air Keras Novel

Pemuda Muhammadiyah Cirebon Kutuk Aksi Penyiraman Air Keras Novel

AKSI teror penyiraman air keras terhadap Novel mendapat kecaman keras Pemuda Muhammadiyah Kota Cirebon. Mereka mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas para pelakunya. \"Kepada aparat kepolisian dimohon agar bertindak cepat atau \"quick respons\" dalam mengusut kasus ini,\" tegas ketua PD Pemuda Muhammadiyah Kota Cirebon, Ferry Johari kepada Radar Cirebon. Menurut Ferry, kejadian itu menjadi evaluasi bagi lembaga KPK agar setiap orang yang ditunjuk dan sedang bertugas menangani kasus-kasus tertentu, diberikan penjagaan dan perlindungan selama 24 jam. Apalagi menyangkut kasus-kasus besar yang rentan intimidasi dan teror. Pada kesempatan itu, Pemuda Muhammadiyah juga berkomitmen mendukung KPK membongkar dan menuntaskan kasus-kasus yang merugikan rakyat dan negara. Mereka juga meminta agar KPK tetap konsisten, independen dan menjaga integritas. \"Pemuda Muhammadiyah tidak akan pernah setuju atas segala upaya pelemahan terhadap lembaga KPK yang independen,\" pungkasnya. Di sisi lain, Novel mendapat dukungan moril dari banyak pihak. Mulai dari aktivis antikorupsi, organisasi masyarakat (ormas), pejabat negara sampai mantan pimpinan KPK. Dukungan itu diberikan saat Novel dirawat di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading maupun ketika dipindah di RS Jakarta Eye Centre (JEC) Menteng. ”Saya mengutuk keras tindakan intimidasi yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” kata mantan Ketua KPK Abraham Samad saat mengunjungi Novel di RS Mitra Keluarga. Namun, tidak semua pejabat diperbolehkan mengunjungi Novel. Ada pula yang sempat “ditolak” menjenguk Novel saat dirawat di RS JEC Menteng. Salah satunya Setnov. Penolakan itu merupakan keinginan keluarga Novel melalui KPK. Keluarga ingin memberi waktu Novel agar beristirahat setelah seharian menjalani perawatan di dua rumah sakit berbeda. ”Karena kasihan beliau (Novel, red) belum istirahat dari pagi sampai sore,” tutur Febri, Juru Bicara KPK saat ditanya alasan KPK “menolak” kunjungan Setnov. Sampai tadi malam, kondisi Novel diketahui sudah berangsur membaik. Mata kiri dan beberapa bagian wajah Novel yang terkena siraman air keras masih ditutup perban. Rencananya, pihak RS JEC Menteng akan menginformasikan perkembangan kondisi Novel hari ini. Terkait permintaan DPR untuk membatalkan surat pencekalan Setnov, Febri menyebut tidak ada yang salah di surat tersebut. KPK pun siap bila parlemen melakukan upaya hukum menyikapi pencegahan ke LN tersebut. ”Kami melakukan proses hukum sesuai dengan kewenangan kami (KPK),” imbuh mantan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) itu. (abd/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: